Nah kita ingin itu tetap dipertahankan bukan dihilangkan, tapi kita tambah dengan hal-hal yang lebih substantif
Mekkah (ANTARA) - Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin menetapkan tahun depan sebagai tahun peningkatan kualitas ibadah haji sehingga jamaah Indonesia lebih dapat memaknai perjalanan ibadahnya ke Tanah Suci.

Lukman Hakim yang juga Menteri Agama (Menag) itu setelah exit meeting di Kantor Teknis Urusan Haji KJRI Jeddah, menjelang kepulangannya ke Tanah Air, Sabtu, mengatakan dalam sejumlah evaluasi diketahui perlunya mulai tahun ini upaya meningkatkan kualitas ibadah haji bagi jamaah Indonesia.

“Terkait konsumsi, akomodasi, dan transportasi kita mendapatkan kesan cukup baik tinggal sekarang peningkatan pada kualitas ibadahnya. Oleh karenanya saya menyatakan bahwa tahun depan harus kita jadikan tahun peningkatan kualitas ibadah,” katanya.

Untuk itu, lanjutnya, buku-buku manasik haji harus lebih lengkapi tidak hanya terkai tata cara berhaji tapi juga ditambah dengan hal-hal yang lebih substantif dan lebih krusial dari ritual prosesi haji yang panjang tahapannya.

“Jadi pemaknaan mengapa kita harus wukuf, pemaknaan apa makna tawaf, sai, dan lain sebagainya yang sangat kaya, hal-hal seperti itu yang sangat perlu kita berikan porsi yang cukup terkait dengan materi-materi manasik,” katanya.

Dengan begitu diharapkan kemabruran jamaah tidak hanya semata diukur dari kesalehan personal, kesalehan individual di sisi ibadah mahdoh semata tapi juga terefleksikan pada kepedulian sosial dari seluruh jamaah haji Indonesia.

Pihaknya akan serius dalam dua hal yakni dari sisi materi ibadah yang akan diperkaya dan disempurnakan.

“Yang kedua adalah petugas-petugasnya, kita akan lebih selektif dan akan lebih dari sisi jumlah lebih proporsional terkait dengan jumlah jamaah itu sendiri, jadi secara keseluruhan peningkatan kualitas ibadah dari dua aspek itu,” katanya.

Lukman mengakui selama ini buku-buku manasik yang ada lebih dititiktekankan pada aspek tata cara secara hukum fiqih di antaranya cara bertawaf, bacaan doanya, cara bersai, cara berwukuf, dan cara melontar jamrah.

“Nah kita ingin itu tetap dipertahankan bukan dihilangkan, tapi kita tambah dengan hal-hal yang lebih substantif mengapa harus tawaf, apa makna tawaf itu, kenapa sai, apa makna sai, wukuf itu apa maknanya,” katanya.

Dengan begitu kemudian selama berhaji ini jamaah tidak hanya sekadar menyandang predikat haji karena sudah melaksanakan manasik tata cara haji tapi mereka mendapatkan ilmu dan wawasan yang lebih baik terkait dengan haji.

Pihaknya akan menyempurnakan materi rujukan buku-buku manasik haji dengan melibatkan ormas-ormas Islam.

“Apalagi karena delegasi Amirul Hajj itu datang dari beragam ormas Islam tentu nanti bersama MUI kita akan khalaqoh forum pertemuan atau musabaqoh untuk bagaimana untuk mewujudkan itu,” katanya.


Baca juga: Lepas kepulangan kloter pertama, Amirul Hajj meminta maaf
Baca juga: Pesan Amirul Hajj untuk jamaah haji yang akan pulang ke Tanah Air
Baca juga: Amirul Hajj kumpulkan jajarannya jelang kepulangan ke Tanah Air

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019