ke depannya mereka kami harapkan menjadi motivator dan menulari pembina transmigran daerah lain
Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengapresiasi para transmigran teladan yang berhasil meningkatkan kesejahteraan dan memberi sumbangsih bagi lingkungannya.

"Kayak yang juara satu tadi selain pendapatannya besar juga membantu lingkungannya untuk mengelola pascapanen sehingga ada dampaknya bagi sekitarnya," ujar Eko Putro Sandjojo, di Jakarta, Kamis.

Doddy Tisna Amijaya dari Sumbawa Barat menjadi juara pertama transmigran teladan tingkat nasional 2019.

"Setahun itu bisa meraih pendapatan sampai Rp600 juta per tahun. Dia punya pertanian sawah, hasilnya itu dibelikan lahan lagi sehingga hasilnya itu semakin berlimpah," ujar Direktur Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi, Dewi Yuliani, di Jakarta, Kamis.

Kriteria transmigran teladan itu, kata Dewi, pertama dalam waktu tertentu bagaimana mereka bisa mengelola dan melakukan inovasi di daerahnya, meningkatkan pendapatannya, serta memberi dampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Doddy sendiri merupakan warga satuan pemukiman transmigrasi Tongo II SP.2 Lemar Lempo, di Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Ia menjadi local hero dari daerah transmigrasi yang baru ditinggalinya sekitar tiga sampai empat tahun, meski cuma sebentar tapi Doddy sudah dianggap menunjukkan keberhasilan.

Adapun pemenang lainnya adalah Robert Kale dari Kabupaten Sumba Timur NTT, Choirul Anwar dari Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara, Roni Dwi Susanto dari Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah, Katiran dari Kabupaten Halmahera Tengah Maluku Utara, dan Kabidin dari Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh.

Selain memberi apresiasi pada transmigran teladan, Kementerian Desa juga memberikan penghargaan bagi pembina permukiman transmigrasi teladan tingkat nasional 2019.

Menurut Dewi, pembina transmigrasi teladan dinilai dari bagaimana sosoknya membimbing transmigran mengembangkan usaha ekonominya. Kriteria usaha ekonomi itu dilihat dari berapa banyak sumber daya alam potensial yang dihasilkan dari lahan yang digarap sehingga meningkatkan kesejahteraan transmigran.

"Jadi mereka diseleksi dulu sebelum diundang ke sini, dicari yang mana yang terbaik sehingga ke depannya mereka kami harapkan menjadi motivator dan menulari pembina transmigran daerah lainnya agar lebih cepat berkembang," ujar Dewi Yuliani.

Selain kriteria ekonomi itu, pembina transmigran teladan juga dituntut untuk mengajak warga lain di sekitarnya untuk bersama-sama maju. "Dia menjadi teladan masyarakat sekitar. Itulah yang disebut pembina transmigran teladan," ujar Dewi.

Juara pertama pembina permukiman transmigrasi teladan jatuh kepada Rahman Budiawan selaku pembina transmigrasi di satuan permukiman Tanjung Buka Sp.6, Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Ia mengalahkan lima pemenang lainnya diantaranya Roni Ahmad pembina Desa Naungan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Sulawesi Utara, Nasrullah pembina Desa Sekongkang Atas Kabupaten Sumbawa Barat NTB, Hermawan pembina Desa Kabera Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah, Jumain pembina Desa Lantang Talang Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan, dan Imanuel pembina Desa Rano Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat.

Baca juga: Mantan sopir tembak jadi transmigran teladan
Baca juga: Kemendes PDTT berikan penghargaan transmigran teladan
Baca juga: Supardi, menyulap desa transmigran lebih produktif

 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019