Masih cukup banyak masalah terkait 'safety'
Jakarta (ANTARA) - Director National Center for Sustainable Transportation Technology ITB Sigit Puji Santosa mengatakan kebakaran kendaraan listrik masih menjadi tantangan bagi industri otomotif nasional.

"Masih cukup banyak masalah terkait safety, salah satunya potensi kebakaran baterai berbasis lithium," ujar Sigit Puji Santosa dalam seminar Indonesianisme Summit bertema "Kendaraan Indonesia Masa Depan" di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, kebakaran baterai bisa terjadi karena bahan yang digunakan mudah panas. Maka itu, dirinya bersama tim terus melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi baterai kendaraan listrik dengan tingkat keamanan tinggi.

Ia mengemukakan, kendaraan mobil listrik yang ada sekarang ini menggunakan teknologi baterai generasi kedua, berjenis lithium ion.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya bersama kemitraan riset sedang mengembangkan baterai moda listrik generasi ketiga, berjenis lithium state.

"Perkembangannya, lithium ion menjadi lithium state. Baterai generasi ketiga itu lebih ringan dengan kapasitas energinya juga lebih tinggi, dan aman dari risiko terbakar," katanya.

Ia mengatakan riset itu terus dikembangkan dengan sangat hati-hati agar tidak menjadi masalah ke depannya.

"Di dunia, semua masih mencari yang terbaik, sama-sama belajar, yang paling penting adalah sertifikasi dan validasi untuk menjamin keselamatan publik. Kalau tidak hati-hati akan jadi masalah ke depan," ucapnya.

Kendaraan listrik, lanjut dia, juga merupakan salah satu solusi atas permasalahan kebutuhan energi pengganti bahan bakar minyak (BBM) dan pencemaran lingkungan.

Di tempat sama, Penasihat Khusus Menteri Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kemenko Bidang Maritim Satryo Soemantri Brodjonegoro menilai bahwa Indonesia bisa menjadi pemain utama baterai untuk kendaraan listrik dunia.

"Nyawa kendaraan listrik adalah teknologi baterai. Dan Indonesia bisa menjadi pemain utama baterai karena kita memiliki bahan baku utamanya," ujar Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Ia mengemukakan lithium adalah unsur logam yang ada dalam baterai. Logam lain yang sangat penting adalah nikel dan kobalt, sementara mangan dapat menggantikan nikel.

Baca juga: Kemenperin: B20 dan mobil listrik bisa saling melengkapi
Baca juga: ITDP: Perpres mobil listrik perlu utamakan elektrifikasi angkutan umum
Baca juga: Pengamat: Harga mobil listrik harus lebih murah dari mobil biasa

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019