Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Pasien Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif, Tuberculosis (TB) atau flek paru dan HIV/AIDS menjadi yang tertinggi di RSUD Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Direktur RSUD Kabupaten Bekasi, Sumarti di Cikarang, Senin, mengatakan berdasarkan data RSUD Kabupaten Bekasi pada tahun 2018 lalu pasien rawat jalan gagal jantung kongestif menduduki peringkat pertama dengan jumlah 8.486 sedangkan TB sebanyak 5.689 dan HIV/AIDS 5.423 orang.

"Hingga semester pertama 2019, pasien HIV/AIDS paling banyak dilayani dengan jumlah 3.490 orang. Kemudian gagal jantung kongestif 1.826 pasien dan TB 1.805 pasien," katanya.

Sumarti mengatakan tiga penyakit tersebut trennya meningkat sejak beberapa tahun lalu dengan pemicu secara umum karena gaya hidup dan pola makan yang salah.

"Orang sekarang kan serba ingin instan. Kalau makan ingin yang cepat saji. Itu juga menjadi penyebabnya. Kemudian stres juga bisa menjadi pemicunya," kata dia.

Saat ini gagal jantung tidak lagi dikategorikan sebagai penyakit 'orang kaya' karena penyakit yang disebabkan kegagalan jantung dalam memompa pasokan darah ini bisa menyerang siapa saja.

"Kalau dulu memang kita sering dengar orang kaya terserang penyakit jantung. Tapi kalau sekarang enggak begitu lagi. Siapa saja bisa gagal jantung," katanya lagi.

Sementara untuk kasus HIV juga cukup memprihatinkan karena selain jumlahnya yang terus meningkat, beberapa di antaranya diketahui ada yang masih anak-anak.

"Di RSUD Kabupaten Bekasi ada Klinik Pelangi. Klinik ini khusus melayani pasien rawat jalan HIV, ada sekitar 500 orang yang dilayani. Mulai dari orang dewasa sampai anak-anak," katanya.

Sedangkan kasus TB, menurut Sumarti, peningkatannya disebabkan risiko penularan yang tinggi karena masih banyak pasien TB yang enggan berobat secara rutin.

"Pasien TB di Kabupaten Bekasi banyak juga yang rujukan dari daerah lain. Tapi memang penyakit ini ketika terjadi kontak maka risiko penularannya tinggi," ucapnya.

RSUD Kabupaten Bekasi kini telah dapat melayani sepenuhnya pasien kasus HIV/AIDS dan TB sementara untuk jantung, rumah sakit milik daerah ini merujuk ke rumah sakit lain, jika memerlukan tindakan operasi.

"Kita sudah ada kajian. Kita ingin kembangkan rumah sakit untuk pelayanan operasi jantung, pasang ring jantung. Saya sudah belajar ke RS Harapan Kita. Rencananya 2020, kita latih SDM dan 2021 beli alat-alatnya," kata Sumarti.*

Baca juga: Waspadai empat penyakit rawan saat mudik

Baca juga: RSUD Bekasi terima layanan gratis bersyarat KTP

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019