Dalam politik yang pragmatis sudah menjadi hal biasa jika ada kepentingan yang saling tumpang dan menumpangi. Namun pada sistem dan etika politik yang harus dilakukan serta memberikan manfaat pada masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir mengomentari terkait pernyataan politisi Partai Gerindra yang menyebutkan adanya penumpang gelap di tubuh partai besutan Prabowo Subianto tersebut.

Haedar usai memberikan khutbah Idul Adha di kompleks Masjid Agung Al Azhar Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa di dalam politik harus berdasar pada sistem dan beretika.

Dia menyebut bahwa dalam politik yang pragmatis sudah menjadi hal biasa jika ada kepentingan yang saling tumpang dan menumpangi. Namun Haedar menekankan pada sistem dan etika politik yang harus dilakukan serta memberikan manfaat pada masyarakat.

"Monggolah berpolitik yang menjunjung tinggi sistem, itu yang paling penting. Sistem politik yang berlaku, kemudian sistem di masing-masing partai," kata dia.

Setelah berlandaskan sistem, kata Haedar, selanjutnya politik juga harus menjunjung tinggi etika dan harus produktif dalam melahirkan agregasi kepentingan untuk masyarakat dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Baca juga: Haedar Nasir minta para elit politik "berkurban" untuk masyarakat

Baca juga: Haedar Nasir: Berkurban harus gerakan kesalehan bagi sesama

Baca juga: Haedar Nasir isi ceramah shalat Idul Adha di Masjid Agung Al-Azhar


"Politik itu juga akan baik jika ada etika. Nah, etika politik di mana pun juga harus menjadi acuan bagi setiap elit," kata dia.

Intinya, lanjut Haedar, baik internal partai maupun sesama dan antar partai agar jangan sibuk terus menerus mengurus urusan politik praktis soal kekuasaan saja.

Dia meminta para pemimpin dan politisi untuk menjadikan politik sebagai alat yang baik untuk memajukan, mensejahterakan, dan menjadikan Indonesia menjadi lebih baik.

"Mari saatnya para tokoh elit dan partai politik itu sebagai kekuatan satu-satunya sistem politik yang resmi, memperjuangkan kepentingan rakyat di atas segala kepentingan," kata dia.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019