Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengupayakan para pekerja migran Indonesia (PMI) asal daerahnya dapat menjadi sumber daya pekerja profesional untuk mengurangi pengangguran.
"Provinsi Lampung masih menghadapi persoalan terkait pengangguran yang cukup besar. Sebab berdasarkan data BPS di 2024 jumlah pengangguran di Lampung melebihi 200 ribu orang, dan di dominasi lulusan SMK, SMA dan perguruan tinggi," ujar Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Lampung M. Firsada berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan, sebagai salah satu daerah kantong Pekerja Migran Indonesia, Provinsi Lampung memiliki potensi besar dalam menyumbang tenaga kerja ke luar negeri.
"Oleh karena itu, pemerintah daerah ingin mengubah situasi terkait persoalan penyerapan tenaga kerja dengan membentuk pekerja migran Indonesia asal Lampung agar dapat menjadi sumber daya pekerja yang bekerja secara formal, terdidik dan profesional," katanya.
Berdasarkan data KP2MI sampai dengan Juni 2025, Provinsi Lampung sudah mengirimkan 9.154 pekerja migran ke luar negeri dengan tujuan terbanyak menuju Taiwan sebanyak 4.584 orang, diikuti dengan Hongkong 2.389 orang, Malaysia 697 orang, Singapura 616 orang dan terakhir menuju Jepang 385 orang.
"Untuk penempatan berdasarkan sektor formal sebesar 35,1 persen atau 3.211 orang dan informal 64,9 persen atau 5.943 orang. Sehingga upaya peningkatan keterampilan para pekerja migran akan terus dilakukan," ucap dia.
Menurut dia, terdapat lima jabatan tertinggi yang dijabat oleh pekerja migran asal Provinsi Lampung yaitu care giver, housemaid, worker, pekerja domestik dan house keeper.
"Dengan adanya sumber daya pekerja migran yang profesional menjadi salah satu upaya mengurangi pengangguran di daerah," tambahnya.