"Kita melakukan asesmen berapa beban puncaknya, dan beban puncak untuk Natal dan Tahun Baru ini 39 gigawatt, dan kami mempersiapkan daya mampu pasok sebesar 53 gigawatt. Artinya ada 14 gigawatt reserve margin," ujar dia.
Dikatakannya beban puncak pada periode tersebut mengalami kenaikan 5 persen dari tahun sebelumnya, sehingga daya pasok yang disediakan PLN disesuaikan.
"Daya mampu pasok pun kami sesuaikan dengan beban puncak yang ada. Artinya kami menjaga antara balance antara pasokan dengan kebutuhan listriknya," ujarnya.
Darmawan menyatakan, agar pasokan listrik tersebut terjaga saat periode itu, pihaknya membentuk satuan khusus yang bersiaga di lokasi strategis, seperti tempat ibadah, bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan dengan suplai listrik berlapis.
Adapun personel dan alat yang disiagakan antara lain yakni 81 ribu orang, 1.853 posko siaga, 1.731 genset, 735 Uninterruptible Power Supply (UPS) atau alat daya cadang, 3.756 mobil operasional, dan 3.318 motor operasional.
Selain itu, mengingat cuaca saat ini masuk ke kategori ekstrem, pihaknya turut mengantisipasi agar tidak terjadi malafungsi melalui digitalisasi pembangkit dan transmisi, serta memastikan respons cepat tanggap dari petugas.
Menurut dia, PLN hanya akan melakukan pemasokan daya listrik apabila suatu wilayah yang terdampak bencana sudah benar-benar aman.
"Kalau ada satu kecamatan misalnya 90 persennya sudah kering tapi ada 10 persennya masih terendam, kami dengan terpaksa masih mematikan aliran listriknya demi keselamatan saudara-saudara sekalian," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PLN siapkan daya pasok listrik 53 gigawatt untuk Natal dan Tahun Baru