KPK sebut hasil audit BPK belum mampu ungkap banyak pelaku korupsi

id kpk,bpk,sri mulyani,korupsi,peringatan hakordia ,Komisi Pemberantasan Korupsi,kemenkeu

KPK sebut hasil audit BPK belum mampu ungkap banyak pelaku korupsi

Ilustrasi: Wakil Ketua KPK Alexander Marwata memberikan keterangan kepada wartawan di sela-sela penutupan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu (11/12/2022). ANTARA/Benardy Ferdiansyah

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan, hasil audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama ini belum mampu mengungkap banyak pelaku tindak pidana korupsi.

Selain itu, ia juga mengatakan dari kegiatan pengawasan di inspektorat setiap Kementerian/Lembaga (K/L) pun juga tidak banyak mengungkap masalah korupsi atau penyimpangan.

“Dari hasil audit BPK ini sebetulnya belum banyak mengungkap pelaku korupsi. Dari kegiatan pengawasan di inspektur setiap K/L itu tidak banyak mengungkap perkara korupsi atau penyimpangan,” katanya dalam Puncak Peringatan Hakordia Kemenkeu 2022 di Jakarta, Selasa.

Alexander menuturkan mayoritas pejabat yang tertangkap KPK merupakan orang-orang yang hanya kebetulan apes atau tidak beruntung, padahal seharusnya audit BPK dan pengawasan di inspektorat K/L bisa mengungkap lebih banyak lagi.

Menurutnya, masih banyak oknum yang kejahatannya lebih besar namun belum tertangkap, karena mereka sangat lihai dan rapi dalam menyembunyikan harta kekayaan.

Ia menyebutkan risiko tertangkap tangan seorang korupsi di Indonesia masih rendah sehingga banyak koruptor yang merasa aman dan nyaman untuk melakukan tindakan korupsi.

“Saya kok merasa orang yang tertangkap tangan atau berperkara terhadap korupsi itu apes. Sebetulnya yang lain kelakuannya sama. Hanya mereka lebih rapi dalam menyembunyikannya,” jelas Alexander.

Di sisi lain, kata dia, hal itu berbanding terbalik dengan korupsi karena memiliki risiko sangat rendah namun penghasilan yang didapat sangat tinggi dan dalam waktu yang singkat.

“Rendah, risiko orang ketahuan korupsi sangat rendah. kalau enggak ada yang lapor enggak ada yang bisa ungkap,” katanya.