Menjaga kesehatan warga Pulau Legundi

id Covid Lampung, kesehatan Lampung, hari kesehatan Nasional,tenaga kesehatan Lampung Oleh Ruth Intan Sozometa Kanafi

Menjaga kesehatan warga Pulau Legundi

Ilustrasi- Tenaga kesehatan di Lampung tengah melaksanakan tugasnya untuk melakukan vaksinasi COVID-19. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Bandarlampung (ANTARA) - Pandemi COVID-19 memang belum sepenuhnya lenyap di Bumi meskipun sempat mereda dan memberi ruang bernapas bagi masyarakat untuk melakukan beragam aktivitas.

Namun dalam sepekan terakhir ini tren kasus aktif di negeri ini mulai mengalami peningkatan akibat merebaknya subvarian Omicron XBB.

Selama 2 tahun lebih penduduk Indonesia dihantui khawatir dan takut akan penularan virus, yang hingga kini telah menjangkiti 6.525.120 jiwa dan 158.871 jiwa di antaranya meninggal dunia.

Pada Agustus 2022 kasus COVID-19 menunjukkan tren penurunan kasus, namun kini semua orang harus terus menerapkan protokol kesehatan ketat agar tidak tertular subvarian Omicron XBB .

Di balik kasus COVID-19 yang belum lenyap tersebut, terselip banyak peluh, air mata, juga ketegaran dari banyak orang yang hingga saat ini masih bertahan menghadapi ragam rintangan kehidupan terutama di sektor kesehatan itu.

Profesi yang memiliki risiko tinggi terpapar COVID-19 yakni tenaga kesehatan, sebagai salah satu garda terdepan penanganan COVID-19. Mereka memiliki ragam kisah perjuangan dalam menjaga kesehatan masyarakat yang dalam dua tahun terakhir ini.

Kisah perjuangan itu tak memandang letak secara geografis ataupun waktu, sebab tidak hanya terjadi di kota-kota besar, juga terjadi di pulau terluar, salah satunya di Provinsi Lampung.

Dengan posisi  geografis ditempatkan sebagai pintu masuk dan keluar dari Pulau Sumatera, menjadikan Sai Bumi Ruwa Jurai sebagai daerah yang rentan terhadap persebaran COVID-19.

Di sisi lain Lampung juga memiliki banyak daerah terpencil dan pulau terluar yang masyarakatnya harus pula dijaga dari penularan  COVID-19. Data terakhir pada 8 November menyebutkan virus berbahaya ini telah menjangkit 74.975 orang, 4.165 orang di antaranya meninggal dunia.

Di Pulau Legundi, Lampung, terlihat betapa tulus pengabdian serta perjuangan tenaga kesehatan dalam menjaga masyarakat pulau itu untuk tetap sehat dan bugar.

Warga pulau yang aktif keluar masuk menuju Kota Provinsi Lampung, Bandarlampung, merupakan salah satu faktor penyebab penularan COVID-19 di pulau yang memiliki luas 18 hektare dan terletak di wilayah Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran itu. Letak pulau ini di perairan lepas Selat Legundi.

Tak hanya karena adanya warga yang bepergian ke Kota Bandarlampung namun kepulangan warga yang telah lama merantau dari luar daerah pun ikut memberi andil penularan virus tersebut.

Padahal di pulau itu cukup banyak  penduduk rentan, yakni lansia, orang dengan komorbida,  ibu hamil, dan anak-anak. Inilah yang menimbulkan kekhawatiran para tenaga kesehatan yang bertugas 24 jam di pulau.

Tanggung jawab menjaga kesehatan warga pulau membuat para tenaga kesehatan berusaha mengurangi risiko sebaran virus, antara lain, melalui edukasi dan penerapan protokol kesehatan.

Kepada para keluarga dari pasien positif diminta melakukan isolasi mandiri seraya nakes melakukan penanganan pasien di Puskesmas Pulau Legundi.

Mereka tetap rutin memeriksa kesehatan lansia, penderita komorbida, ibu hamil, serta anak pun rutin dilakukan untuk memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat meski berdiam di sebuah pulau yang jauh dari hingar bingar kota itu.

Kepala UPTD Puskesmas Pulau Legundi Hendra Darmawan menyatakan salam situasi apa pun para nakes punya komitmen penuh memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat setempat.

Di pulau yang memiliki jarak tempuh dari pesisir Pantai Pesawaran selama 2 jam perjalanan menyeberangi laut itu, saat awal-awal pandemi COVID-19, nakes memang agak kewalahan mengedukasi warga untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Semua dilakukan perlahan, tidak serta merta semua langsung patuh menerapkan protokol kesehatan. Apalagi dahulu ada instruksi untuk melakukan isolasi setelah bepergian dari luar pulau ini. Ini juga kami sosialisasikan perlahan,” kata Hendra.

Ikhtiar itu tidak hanya terjadi saat melakukan edukasi agar warga patuh menerapkan protokol kesehatan, tapi juga saat harus memberikan perlindungan kepada masyarakat pulau melalui program vaksinasi.

Dengan membawa vial vaksin-vaksin tersebut menggunakan cool box terombang-ambing di atas kapal selama 1,5 hingga jam, para tenaga kesehatan tetap bersemangat meski harus berpeluh dalam sengatan sinar Matahari di tengah lautan.

Adanya koordinasi intens dengan aparatur desa dalam mengondisikan penduduk pulau dalam melakukan vaksinasi, para tenaga kesehatan dapat terhindar dari cuaca buruk hingga badai saat hendak melakukan vaksinasi kepada 1.168 warga yang menjadi sasaran di pulau yang berpenduduk 1.854 orang itu.

Apa yang dilakukan para nakes adalah salah satu bentuk pengabdian bagi masyarakat. Yang terpenting adalah menjaga kesehatan warga di pulau.

Akan tetapi sebagai pelajaran atas adanya wabah COVID-19, warga diminta menyadari kalau kesehatan itu mahal dan perlu dijaga. "Dunia ini tidak jahat, hanya kita yang diajarkan untuk lebih kuat dan patuh,” tambah dia.
Ilustrasi- Tenaga kesehatan di Lampung tengah melaksanakan tugasnya untuk melakukan vaksinasi COVID-19. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Itulah sebagian dari beragam pengorbanan atas tanggung jawab profesi yang dilakukan para tenaga kesehatan yang bertugas diberbagai lokasi.

Kini, para nakes kembali diminta memberi pelayanan terbaik kepada warga agar bisa terhindar dari serangan subvarian Omicron XBB.

Masyarakat diwajibkan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan menjalankan gaya hidup sehat dan rajin cuci tangan.

Anggota Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia Lampung dr. Boy Zaghlul Zaini menegaskan membangun masyarakat sehat dan terbebas dari paparan COVID-19 bukan hanya tanggung jawab para tenaga kesehatan.

“Dari hulu sampai hilir harus ada peran serta semua pihak untuk mewujudkan masyarakat yang sehat," katanya.

Selama masa pandemi COVID-19, tenaga kesehatan sudah menunjukkan pengorbanan  mereka demi menjaga masyarakat agar tetap sehat.

Sudah saatnya masyarakat menjaga gaya hidup lebih sehat dan selalu menerapkan protokol kesehatan kembali ketika ada tanda-tanda meningkatnya kasus aktif COVID-19.