Banda Aceh (ANTARA) - Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh menilai rencana Kementerian ESDM untuk mengalihkan penggunaan elpiji tiga kilogram ke kompor induksi atau listrik belum layak dan dapat membebani konsumen.
"Apabila konversi dari elpiji ke kompor listrik tersebut dilaksanakan, malah akan membebani konsumen," kata Ketua Hiswana Migas Aceh Nahrawi Noerdin.
Menurut Nahrawi, belum layaknya penggunaan kompor listrik bagi masyarakat Indonesia karena beban biaya listrik di Tanah Air cukup mahal, bahkan tertinggi di ASEAN.
"Jelas berdampak pada pelaku usaha jika dialihkan, karena biaya listrik di Indonesia sangat tinggi. Belum lagi ada rencana mau menaikkan harga listrik," ujarnya.
Nahrawi menambahkan, penerapan kompor induksi di Indonesia bukan sebuah solusi yang harus dilakukan jika harga tarif listrik masih tinggi, berbeda dengan daerah lain di wilayah Timur Tengah.
"Di Arab Saudi dan Timur Tengah murah, bahkan ada yang free lagi listriknya, nah kalau itu baru solusi namanya," kata Nahrawi.
Berita Terkait
Pupuk Indonesia tegaskan pupuk subsidi hanya bisa ditebus di kios resmi
Sabtu, 20 April 2024 20:28 Wib
Pertamina tingkatkan pengawasan distribusi LPG subsidi
Jumat, 19 April 2024 18:26 Wib
Polisi akan tertibkan penjual BBM subsidi eceran di Bengkulu
Jumat, 19 April 2024 16:05 Wib
Pasokan LPG subsidi cukup memenuhi kebutuhan masyarakat Lampung Utara
Selasa, 2 April 2024 12:51 Wib
Pupuk Indonesia sebut anggaran subsidi pupuk naik jadi Rp54 triliun
Selasa, 19 Maret 2024 9:27 Wib
Kementan sebut daerah surplus cabai bisa subsidi daerah defisit
Kamis, 7 Maret 2024 19:28 Wib
Lampung dapat alokasi pupuk subsidi urea 204 ribu ton
Selasa, 27 Februari 2024 15:22 Wib
Bahan bakar beremisi pangkas beban subsidi BBM, hemat Rp50 triliun
Rabu, 21 Februari 2024 22:25 Wib