OJK Lampung dorong sektor jasa keuangan aktif salurkan pembiayaan

id ojk lampung, otoritas jasa keuangan, umkm, pembiayaan

OJK Lampung dorong sektor jasa keuangan aktif salurkan pembiayaan

Kepala OJK Lampung Bambang Hermanto (kanan)(ANTARA/Agus Wira Sukarta)

Bandarlampung (ANTARA) - Guna mendukung pemulihan ekonomi nasional, Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Lampung terus mendorong sektor jasa keuangan untuk lebih aktif dalam menyalurkan pembiayaan di sektor ekonomi khususnya yang terdampak pandemi COVID-19.

"Hal itu untuk  membangkitkan dan memulihkan kembali  perekonomian daerah dan nasional," kata Kepala OJK Lampung, Bambang Hermanto, di Bandaampung, Kamis.

Ia menyebutkan semakin terkendalinya penanganan COVID-19 yang berdampak pada aktivitas sosial ekonomi yang 

semakin tinggi, sangat membantu pemulihan ekonomi di sektor riil khususnya sektor-sektor yang terdampak pandemi COVID-19.

Menurutnya,  lembaga pembiayaan baik perbankan maupun multifinance, fintech P2P Lending dan Securities Crowd Funding sudah semakin percaya diri untuk menyalurkan kredit kepada sektor-sektor terdampak COVID-19 tersebut. 

"Hal ini diharapkan akan semakin mempercepat pemulihan ekonomi baik di daerah maupun secara nasional ,"  ungkap Bambang Hermanto.

Ia menjelaskan, pertumbuhan penyaluran kredit di Provinsi Lampung memiliki peningkatan yang lebih baik, yaitu sebesar 5,05 persen dibandingkan dengan peningkatan secara nasional yang berada di angka 2,47 persen dengan share kredit Lampung terhadap nasional sebesar 1,19 persen. 

Penyaluran kredit/pembiayaan perbankan 
posisi triwulan 1-2022 di Provinsi Lampung mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan 1-2021 (year on year/yoy) yaitu meningkat sebesar Rp3,46 miliar atau 5,05 persen yaitu dari sebesar Rp68,45 triliun menjadi sebesar Rp71,91 triliun.

"Sementara itu, jika dibandingkan dengan triwulan 4-2021 (year to date) mengalami penurunan sebesar Rp111 miliar atau 0,15 persen dari sebesar Rp72,02 triliun menjadi sebesar Rp71,91triliun," jelasnya. 

Bambang menambahkan, penurunan ini disebabkan adanya penurunan kredit pada bank umum konvensional sebesar Rp307,67 miliar yang disumbang dari sektor ekonomi perantara keuangan yang menurun cukup signifikan sebesar Rp667,74 miliar (-15,29 persen).