BNPB catat 101 rumah rusak akibat gempa M5 di Halmahera Utara

id Bnpb, gempa halmahera utara, gempa maluku utara

BNPB catat 101 rumah rusak akibat gempa M5 di Halmahera Utara

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut) menyatakan, gempa berkekuatan 5,2 magnitudo mengakibatkan sejumlah rumah warga dan rumah ibadah rusak. (ANTARA/Abdul Fatah)

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 101 rumah rusak akibat gempa dengan parameter pembaruan magnitudo (M) 5 di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Senin pagi.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan sebanyak 69 unit rumah rusak berat, 32 lainnya rusak ringan akibat gempa tersebut.

"Peristiwa gempa bumi dengan episentrum di 1,90 Lintang Utara dan 127,82 Bujur Timur pada kedalaman 10 kilometer itu telah berdampak pada 156 jiwa dari 34 KK. Gempa yang berlangsung selama 1-2 detik itu juga sempat menimbulkan kepanikan warga sehingga berhamburan keluar rumah," ujar Abdul.

Dia juga melaporkan satu tempat ibadah rusak berat. Laporan visual dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara, menunjukkan beberapa bagian dinding rumah mengalami keretakan hingga runtuh dan jatuh ke tanah. Di samping itu, beberapa genting juga berjatuhan.



Sementara itu, Abdul mengatakan BPBD Kabupaten Halmahera Utara mencatat cakupan wilayah yang terdampak meliputi Desa Ngidiho dan Desa Dokulamo di Kecamatan Galela Barat, Desa Towara, Desa Baratu serta Desa Simau di Kecamatan Galela.

Abdul mengatakan hingga saat belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa. Sebagai upaya percepatan penanganan gempa, BPBD Kabupaten Halmahera Utara bersama lintas instansi terkait melakukan kaji cepat di lokasi kejadian.

Berdasarkan indeks kajian risiko bencana InaRisk BNPB, wilayah Kabupaten Halmahera Utara memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi untuk potensi dampak gempa. Sedikitnya ada 198.400 jiwa yang tinggal di 17 wilayah kecamatan berisiko terdampak gempa.

Menghadapi adanya potensi bahaya gempa, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga. Perlu diketahui bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi waktu, lokasi dan kekuatan gempa yang akan terjadi.

Korban luka maupun meninggal terjadi tidak disebabkan karena guncangan gempa tetapi oleh reruntuhan bangunan. Oleh karena itu, kenali potensi bahaya dan risiko di sekitar, khususnya kondisi rumah masing-masing.*