Kata Ridwan Kamil, NU harus jadi "obor" bagi NKRI

id ridwan kamil,nahdlatul ulama, nu,obor, nkri

Kata Ridwan Kamil, NU harus jadi "obor" bagi NKRI

rGubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jabar)

Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil mengatakan sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) harus betul-betul diketahui oleh generasi muda dan menjadi "obor" bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Catatan sejarah NU jangan dihilangkan pada narasi pendidikan formal. Kekuatan NU yang harus menjadi 'obor' dalam menjaga NKRI ini, saya juga sekaligus mendukung program UMKM, ini ada inspirasi di Jatim, tingginya ekonomi ziarah, ekonomi religius ini ada PKL ada apanya kita kaji supaya tertib," kata Ridwan Kamil seusai berziarah ke Makam Keluarga Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari di Ponpes Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat.

Selain ziarah, Ridwan Kamil juga bersilaturahmi dengan pengurus Ponpes Tebuireng dan disambung oleh Himpunan Santri Pasundan (HISPA) yang merupakan tempat berhimpun santri dari Jabar di Ponpes Tebuireng.

Ridwan Kamil mengatakan bahwa KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh Nahdatul Ulama dan dirinya juga bagian dari keluarga organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.



"Leluhur saya, yakni kakek saya juga pengurus sekaligus panglima Hisbullah pada zamannya, menyambungkan tali sejarah itu penting yah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah," ujar dia.

Ridwan Kamil menegaskan bahwa kunjungannya ke Jawa Timur bukan untuk Pilpres 2024, melainkan ada perjanjian kerja sama antara Pemprov Jabar dan Jatim. Adapun perjanjian itu adalah soal sektor swasembada pangan.

"Ada dua perjanjian besar Pemprov Jabar dan Jatim terkait perdagangan dan UMKM, setelah itu, tentu lah saya mau mengunjungi dan ziarah ke sejarah asal Nahdatul Ulama di mana saya kan bagian dari pesantren Nahdatul Ulama di Jabar," katanya.

Dia menambahkan bahwa kehadirannya ke Ponpes Tebuireng juga berkaitan dengan sahabatnya, almarhum Salahuddin Wahid atau Gus Solah.

Selain itu, dirinya juga merasakan lega setelah ziarah langsung ke makam ulama NU itu.

"Jadi ada hubungan pribadi dengan almarhum Gus Solah, karena waktu itu saya ada niat maksud mendo'akan beliau datang ke Bandung, jadi rada terharu, karena tidak sempat hadir dan takziah saat berpulang dan pemakamannya," kata Ridwan Kamil.