Kemenkes sebut 89,1 persen masyarakat Indonesia minum air yang tidak aman

id Sanitasi,Kemenkes,Sanitasi berbasis masyarakat

Kemenkes sebut 89,1 persen masyarakat Indonesia minum air yang tidak aman

Tangkapan layar Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Vensya Sitohang dalam Diskusi Pegiat Air Minum dan Sanitasi yang diikuti daring di Jakarta, Jumat (5/11/2021). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti

Bila bicara soal air minum, itu sekarang sudah tidak bisa kita bicara soal layak, tapi harus soal aman. Karena air minum yang layak bukan air minum yang aman, tegas dia

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyebutkan sebanyak 89,1 persen masyarakat Indonesia masih meminum air yang masuk dalam kategori tidak aman.

“Sekitar 89,1 persen masyarakat kita masih meminum air yang tidak aman,” kata Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Vensya Sitohang dalam Diskusi Pegiat Air Minum dan Sanitasi yang diikuti daring di Jakarta, Jumat.

Vensya menjelaskan, air yang dikonsumsi tersebut dapat dikatakan tidak aman karena masih mengandung banyak bakteri seperti mengandung E.coli.

Akibatnya, jumlah masyarakat yang menderita penyakit diare di Tanah Air dapat terbilang masih tinggi. Oleh sebab itu, masyarakat memerlukan air yang dapat dikonsumsi secara aman.

“Bila bicara soal air minum, itu sekarang sudah tidak bisa kita bicara soal layak, tapi harus soal aman. Karena air minum yang layak bukan air minum yang aman,” tegas dia.

Menurut Vensya, untuk dapat mendorong masyarakat menjadi higienis, sehat dan memiliki akses sanitasi yang baik, diperlukan adanya bantuan dari Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) yang dapat menyebarkan praktik baik dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui OMS, diharapkan banyak pihak yang akan terinspirasi untuk mencontoh dan memodifikasi inovasi-inovasi yang dibuat untuk meningkatkan kualitas sanitasi yang ada di masyarakat juga memperluas jejaring kerja sama untuk melakukan kampanye edukasi seperti stop buang air besar sembarangan juga membentuk budaya cuci tangan pakai sabun.

Ia mengatakan, OMS juga dapat mendukung program sanitasi total berbasis masyarakat yang dijalankan Kemenkes untuk menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif dan mampu meningkatkan kebutuhan dan akses sanitasi yang ada pada masyarakat di arena pelayanan umum seperti sekolah, kantor, rumah makan, Puskesmas juga terminal.

Vensya berharap akan semakin banyak OMS yang tergabung bersama pemerintah untuk dapat menciptakan lingkungan hidup yang bersih sehingga masyarakat yang terkena berbagai penyakit akibat air yang tidak bersih dapat berkurang dan taraf kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.

“Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), telah bermitra dengan berbagai OMS dalam pelaksanaan STBM termasuk untuk kampanye dan advokasinya. Mudah mudahan ke depan akan semakin baik lagi dan semakin banyak OMS yang terlibat,” kata dia.