Wagub DKI: Hati-hati pada subvarian baru Delta COVID-19

id Wagub DKI,Riza Patria,Varian COVID-19 Baru,Varian Delta COVID-19

Wagub DKI: Hati-hati pada subvarian baru Delta COVID-19

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta Elizabeth Ratu Rante Allo memberikan pernyataan di Balai Kota Jakarta, Sabtu (23/10/2021). ANTARA/Ricky Prayoga

Varian AY.4.2 ini dinilai lebih berbahaya dan telah telah menyerang India, Inggris, dana Rusia, bahkan subvarian ini disinyalir menjadi penyebab lonjakan kasus di negara-negara tersebut
Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengingatkan masyarakat yang berada di DKI Jakarta untuk waspada dan hati-hati akan munculnya mutasi COVID-19, subtipe varian baru Delta COVID-19 yang disebut AY.4.2.

Varian AY.4.2 ini dinilai lebih berbahaya dan telah telah menyerang India, Inggris, dana Rusia, bahkan subvarian ini disinyalir menjadi penyebab lonjakan kasus di negara-negara tersebut.

"Ya, justru itu kita tahu selalu ada saja varian-varian baru terkait penyebaran virus COVID-19, dan juga berbagai jenis yang masuk ke Indonesia, ada Delta, dan sebagainya. Jadi, kami minta semuanya berhati-hati, masa pandemi ini belum selesai, kita masih harus bekerja keras, berjuang bersama kompak bersama-sama," ujar Riza di Balai Kota Jakarta, Sabtu.

Terlebih, kata Riza, saat ini sudah terjadi pelonggaran-pelonggaran kegiatan masyarakat selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 hingga 1 November 2021.

Menurut Riza, potensi penularan COVID-19 dari berbagai mutasi atau varian akan makin tinggi seiring dengan meningkatnya interaksi masyarakat.

"Jadi, tetap laksanakan protokol kesehatan secara patuh, taat, disiplin, dan bertanggung jawab. Harus bisa menahan diri, jangan anggap enteng dan tidak boleh kendor," tutur Riza.

Sebelumnya, diketahui bahwa subtipe varian baru Delta COVID-19 yang disebut AY.4.2 telah menginfeksi sebagian warga di sejumlah negara, seperti India, Inggris, dan Rusia.

Bahkan, varian Delta plus AY.4.2 ini disinyalir menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Inggris dan Rusia belakangan ini. Varian ini juga dinilai lebih berbahaya dan lebih cepat menular dari varian Delta sendiri.