Minapolitan tingkatkan perkonomian masyarakat Lampung

id Minapolitan Lampung, budidaya ikan air tawar, perikanan Lampung

Minapolitan tingkatkan perkonomian masyarakat Lampung

Warga tengah panen ikan patin di kawasan minapolitan Kabupaten Pringsewu. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.)

Panen satu kolam bisa 10-40 ton, dengan harga jual Rp14.500 per kilogram. Dan pasar kami memenuhi permintaan perusahaan di Pulau Jawa, katanya
Bandarlampung (ANTARA) - Kawasan minapolitan budidaya air tawar secara nyata mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi COVID-19, salah satunya di Kabupaten Pringsewu, Lampung.

"Kawasan minapolitan budidaya ikan air tawar di Kecamatan Pagelaran, Pringsewu ini total lahannya ada 1.300 hektare," ujar Kepala Unit Pelayanan dan Pengembangan (UPP) Perikanan Kabupaten Pringsewu, Fajar Kurnianto, saat dihubungi dari Bandarlampung, Jumat.

Ia mengatakan adanya kawasan minapolitan budidaya ikan air tawar tersebut telah mampu meningkatkan perekonomian warga sekitar.

"Di sini hampir semua warga membudidayakan ikan air tawar, kurang lebih ada 5.000 orang memiliki kolam ikan air tawar, dan memang membantu perekonomian terutama saat kondisi pandemi COVID-19 seperti ini," katanya.

Baca juga: DKP Lampung: Pengendalian mutu kunci ekspor produk perikanan

Menurutnya, ikan hasil budidaya dari kawasan minapolitan tersebut dikirim untuk pemenuhan kebutuhan sejumlah daerah di luar Lampung, dengan jumlah 4 - 6 ton per hari.

"Kita kirim ke Palembang, Jakarta, Banten untuk ikan air tawar hasil budidaya, bisa mencapai 4-6 ton per hari, ada juga yang dikirim ke Bandarlampung, dan Metro," ucapnya.

Dia melanjutkan, untuk ikan yang dibudidaya di kawasan itu meliputi ikan mas, lele, nila, baung, patin dan ikan jelawat.

"Permintaan pasar untuk ikan lele bisa sampai 18 ton per hari, ikan mas lima ton per hari, patin 1,5 ton per hari. Ini jadi salah satu potensi perikanan air tawar di Lampung," katanya.

Baca juga: Ekspor perikanan Lampung 2021 naik

Hal serupa juga dikatakan oleh pembudidaya ikan patin di Lampung, Sirkam Efendi.

"Untuk lahan budidaya ikan patin di sini ada 25 kolam dengan luasan paling kecil 100 meter persegi, dan paling besar 6.000 meter persegi," ujar salah seorang pembudidaya ikan patin, Sirkam Efendi.

Ia mengatakan dengan lahan seluas 100 meter hingga 6.000 meter persegi dapat menghasilkan 10 ton sampai 40 ton ikan patin segar.

"Panen satu kolam bisa 10-40 ton, dengan harga jual Rp14.500 per kilogram. Dan pasar kami memenuhi permintaan perusahaan di Pulau Jawa," katanya.

Sirkam melanjutkan, dengan adanya kawasan budidaya perikanan air tawar dapat membantu masyarakat sekitar memperoleh pekerjaan dari ragam aktivitas budidaya hingga pasca panen.

Di Provinsi Lampung dengan total luasan perairan laut hampir 41,2 persen dari total wilayah memiliki ragam potensi maritim salah satunya di perikanan tangkap dengan target capaian produksi pada tahun ini 193.509 ton.

Sedangkan pada tahun 2020 tercatat produksi perikanan tangkap total ada 189.778 ton. Dengan hasil produksi perikanan tangkap perairan umum daratan sebanyak 4.675 ton, dan perikanan tangkap laut sebanyak 185.102 ton.