Mukomuko targetkan pembangunan jalan usaha tani tuntas Oktober 2021

id Mukomuko

Mukomuko targetkan pembangunan jalan usaha tani tuntas Oktober 2021

Mukomuko (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menargetkan pengerjaan pembangunan empat ruas jalan usaha tani diselesaikan pada Oktober 2021. 

"Kontraknya masih lama hingga bulan Desember 2021, tetapi kami targetkan pekerjaan selesai paling lama akhir bulan Oktober 2021," ujar Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Ali Mukhibin, dalam keterangannya di Mukomuko, Rabu.
  
Kabupaten Mukomuko tahun ini mendapatkan anggaran tambahan PEN Rp400 juta untuk membangun jalan usaha tani di empat titik yang tersebar di sejumlah kecamatan yang menjadi sentra tanaman pangan di daerah ini.
  
Sebanyak empat kelompok tani yang tersebar di Desa Tanjung Alai, Desa Lubuk Pinang, Desa Sumber Makmur, dan Desa Lubuk Bangko mengerjakan pembangunan jalan usaha tani tersebut secara swakelola.
  
Dari empat kelompok tani, tiga kelompok tani meningkatkan kelas jalan dari tanah menjadi rabat beton sedang satu kelompok tani di Desa Tanjung Alai, Kecamatan Lubuk Pinang untuk buka jalan baru di lahan persawahannya.
  
Petani di Desa Tanjung Alai menghibahkan sawah seluas 1.050 meter persegi untuk pembangunan jalan usaha tani di wilayah ini.
  
Setiap kelompok tani mendapatkan dana sebesar Rp100 juta untuk membangun jalan usaha tani dan dengan dana sebesar itu kelompok tani di Desa Tanjung Alai bisa untuk membuka jalan baru sepanjang 350 meter dan rabat beton sepanjang 111 meter.
  
"Kelompok tani hanya mampu membangun rapat beton sepanjang 111 meter karena dananya terbatas, yakni sebesar Rp100 juta dan rencananya petani secara swadaya sumbangan untuk menambah panjang jalan usaha tani menjadi 600 meter," ujarnya.
  
Kelompok tani ini swadaya membangun jalan usaha tani karena bantuan dana tambahan PEN sebesar Rp100 juta tidak cukup membangun jalan pertanian sepanjang 600 meter di wilayah ini
  
Menurut dia, keberadaan jalan usaha tani tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan biaya operasional untuk mengangkat hasil panen padi.
  
"Biasanya selama ini upah mengangkat padi sebesar Rp10 ribu per karung sekarang tidak perlu biaya lagi karena mobil sudah bisa masuk ke lokasi persawahan dan membawa padi," ujarnya.

Uploader : Angga Pramana