Jakarta (ANTARA) - Hal yang wajar bila masih merasa kesepian usai memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi dengan teman atau kerabat di sela kegiatan sehari hari-hari, kata psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia, Inez Kristanti.
"Tidak apa-apa kalau main media sosial tetapi tetap merasa kesepian, saya rasa itu hal yang bisa dipahami," ujar dia yang berpraktik di klinik Angsamerah itu dalam sebuah diskusi media secara virtual, Rabu.
Menurut Inez, ini terkait kualitas interaksi yang hasilnya tak bisa setara saat Anda berkomunikasi dengan orang lain secara tatap muka. Dia mengatakan, berinteraksi melalui teknologi seperti media sosial bahkan bisa menjauhkan yang dekat dan malah mendekatkan si dia yang jauh.
"Di social media walau kita berinteraksi dengan orang kualitasnya tidak bisa disetarakan dengan hubungan personal," kata dia.
Walau begitu, memang tak ada salahnya memanfaatkan teknologi untuk sekedar menyapa atau menanyakan kabar orang-orang tersayang Anda, di tengah pandemi COVID-19 saat ini.
"Pastikan setiap harinya selain menggunakan social media, kita juga memiliki waktu untuk berinteraksi dengan orang lain. Tidak harus face to face karena di masa pandemi bisa Zoom call dengan grup teman-teman atau menanyakan kabar keluarga," ujar dia.
Lebih lanjut, terlepas dari manfaat yang dihadirkan media sosial, seperti terhubung dengan orang lain dan memiliki akses mudah ke informasi, sebenarnya ada sejumlah kerugian darinya, seperti diungkap dari Psychology Today.
Sebuah studi tentang interaksi media menunjukkan berkomunikasi melalui Facebook mungkin memiliki implikasi negatif untuk kesejahteraan sehingga merusak keadaan afektif pengguna dan meningkatkan kecemburuan.
Agar ini tak terjadi, cobalah menggunakan media sosial secara bijak, salah satunya membatasi jumlah waktu yang kita habiskan untuk bermedia sosial menjadi setengah dari biasanya, ungkap David Braucher dari Faculty of the William Alanson White Institute's Division dan anggota Psychoanalytic Program and Intensive Psychoanalytic Psychotherapy Program.
Sementara untuk anak-anak dan remaja solusinya bukan mencegah mereka menggunakan media sosial, menurut psikolog dari Florida Atlantic University, Yamila Lezcano.
Menurut dia, orang tua dan pendidik perlu ikut serta mengajari anak-anak dan remaja tentang perilaku yang pantas selama bermedia sosial sembari menjelaskan potensi efek positif dan negatifnya.
Berita Terkait
Indosat-Google berdayakan bisnis rintisan lewat inovasi dan wawasan teknologi
Selasa, 26 Maret 2024 18:07 Wib
PM Jepang Fumio Kishida ucapkan selamat kepada Prabowo lewat sambungan telepon
Jumat, 22 Maret 2024 21:02 Wib
Bank Raya dukung pelaku usaha kuliner tumbuh lewat QRIS Bisnis
Rabu, 20 Maret 2024 17:30 Wib
Kalapas Kalianda kaget diduga ada sewa menyewa ponsel lewat petugas
Rabu, 20 Maret 2024 14:58 Wib
BRI : Nasabah bisa bertransaksi selama libur Lebaran 2024 lewat agen BRILink
Selasa, 19 Maret 2024 4:38 Wib
Manchester United kalahkan Everton lewat dua gol penalti
Sabtu, 9 Maret 2024 23:01 Wib
Barcelona kalahkan Malorca lewat gol fantastis Lamine Yamal
Sabtu, 9 Maret 2024 8:58 Wib
PP PTMSI dikeluarkan dari keanggotaan KOI lewat KLB
Sabtu, 9 Maret 2024 7:43 Wib