Antusia warga Badui miliki KTP elektronik cukup tinggi

id Warga badui,KTP elektronik

Antusia warga Badui miliki KTP elektronik cukup tinggi

Sekelompok pemuda warga Badui Luar mendatangi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Banten (ANTARA) - Warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten yang berminat untuk memiliki kartu tanda penduduk elektronik cukup tinggi hingga terjadi antrean di pos pelayanan perekaman yang dilaksanakan Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Disdukcapil) setempat. 

"Kami datang ke sini ingin membuat KTP-el, " kata Sardi (35) warga Badui saat mendaftar perekaman di Kampung Cijahe, Kabupaten Lebak, Sabtu.
  
Pembuatan KTP-el itu sangat penting sebagai persyaratan administrasi negara, terlebih setelah tercantum kolom kepercayaan yang dianutnya Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  
Penggunaan KTP-el itu ingin kembali bekerja di Jakarta.
  
Dulu, kata dia, dirinya bekerja di pabrik makanan dengan menggunakan dokumen KTP lama.
"Kami setelah mengantongi identitas KTP mau bekerja ke Jakarta," katanya menjelaskan.
Begitu juga warga Badui lainnya, Nani (22) mengatakan dirinya rela mengantre untuk mengikuti perekaman dan pemottretan wajah karena KTP-el sangat dibutuhkan untuk mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Selain itu juga KTP-el sebagai persyaratan untuk membuat rekening ke bank dan juga untuk bekerja ke Jakarta.

Selama ini warga Badui banyak yang bekerja di ke luar daerah sebagai buruh bangunan, bengkel, pekerja pabrik, asisten rumah tangga dan pedagang.

"Kami sendiri dulu bekerja sebagai asisten rumah tangga di Jakarta Utara," katanya.
  
Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak yang juga sebagai pemuka adat Badui Jaro Saija mengatakan masyarakatnya wajib memiliki identitas kependudukan mulai KTP, KK dan akta kelahiran.

Identitas kependudukan itu, nantinya sebagai persyaratan administrasi negara agar mendapatkan kemudahan dalam menerima program pemerintah.

Program pemerintah itu, di antaranya "Kartu Sehat" sehingga warga Badui bisa berobat gratis hingga perawatan dan proses persalinan juga program sosial lainnya, seperti mendapat BLT COVID-19.
  
"Semua persyaratan itu harus memiliki identitas kependudukan," katanya.

Ia menyebutkan, saat ini, jumlah penduduk warga Badui tercatat 11.724 orang terdiri atas 5.898 laki-laki dan 5.826 perempuan, sedangkan warga yang wajib memiliki e-KTP sebanyak 7.236 orang.
  
Dari 7.236 warga Badui itu di antaranya tercatat 4.181 orang sudah mengantongi e-KTP dan sisanya 3.052 orang belum memiliki identitas kependudukan.
  
Selama ini, katanya, masyarakat Badui untuk membuat e-KTP harus dilakukan perekaman di Disdukcapil Lebak yang berpusat di Rangkasbitung.

"Kami tentu merasa senang kini Disdukcapil Lebak datang ke perbatasan Badui untuk kemudahan membuat permohonan KTP-el bagi warga Badui," katanya.

Sementara itu, Kepala Disdukcapil Kabupaten Lebak Ujang Bahrudin mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan sistem "jemput bola" agar semua warga memiliki identitas kependudukan, termasuk masyarakat Badui mulai KTP, KK dan akta Kelahiran.

Pelayanan "jemput bola" untuk kemudahan bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, sebab wilayah Kabupaten Lebak cukup luas dengan 28 kecamatan.

"Kami menargetkan tahun ini semua warga sudah memiliki data kependudukan, " kata Ujang Bahrudin.

Uploader : Angga Pramana