Puja dan Satria, penerima manfaat DD bangkitkan bisnis kripik di tengah pandemi COVID-19

id Sosok Puja dan Satria, penerima manfaat DD, bangkitkan bisnis Kripik dan Peyek warisan sang ayah, Pandemi COVID-19,Dompet Dhuafa

Puja dan Satria, penerima manfaat DD bangkitkan bisnis kripik di tengah pandemi COVID-19

Sosok Puja dan Satria, penerima manfaat DD yang bangkitkan bisnis Kripik dan Peyek warisan sang ayah di tengah Pandemi COVID-19. Foto Dompet Dhuafa

Dan bagi anak-anak yang senasib dengan kami, ayo jangan menyerah dan kita harus tetap semangat untuk melewati cobaan ini, tambahnya
Yogyakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 mulai menunjukkan penurunan di sebagian wilayah Indonesia, namun pandemi COVID-19 bagi sebagian masyarakat Indonesia membawa duka tersendiri, terutama saat salah satu keluarga tercinta terpapar virus tersebut, bahkan tidak sedikit yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19. 

Kisah Puja (18) dan Satria (14) menjadi cerminan bahwa pandemi COVID-19 telah membawa duka yang mendalam untuk mereka berdua. Ketika tim Dompet Dhuafa (DD) berkunjung ke rumahnya, Senin (23/8), Puja dan Satria bercerita ketika ditinggalkan oleh ayah tercinta, Iswanto akibat COVID-19 membuat dua anak bersama Hamida (48), ibunya harus menjadi penopang ekonomi keluarga.

Iswanto (48) sosok ayah tangguh yang juga penerima manfaat dari Dompet Dhuafa Yogyakarta, di dalam keluarga mereka menjadi inspirator dalam kehidupan sehari-hari di keluarga tersebut.

Selain ahli bekam dan pijat, sosok Iswanto rupanya gigih dalam menjalankan bisnis kripik maupun peyek dan aneka makanan ringan lainnya. 

Mulai dari pembuatan resep hingga pemasaran, semasa hidupnya Iswanto dibantu oleh kedua anaknya untuk menjajakan kripik maupun peyek tersebut ke sentra-sentra jajanan maupun tempat makan di sekitar Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Baca juga: Dompet Dhuafa Lampung-TP PKK Provinsi Lampung berbagi sembako ke penggali kubur

“Awalnya saya tidak mau untuk berjualan apalagi menekuni usaha peyek yang ayah rintis di keluarga ini. Bahkan awal saya menjajakan kripik maupun peyek ini belum ada yang mau karena harga yang mahal. Namun ayah selalu menyemangati saya memberikan motivasi untuk terus berdagang. Pada akhirnya keuletan dan kesabaran membuahkan hasil yang optimal dari dagangan peyek ini,” ujar Puja.

“Awalnya rekanan ayah yang selama ini bekam untuk membeli, namun dari mulut ke mulut dan menyebar akhirnya peyek ini mulai dikenal. Tahap demi tahap terus saya tekuni bisnis kripik maupun peyek ini selama satu tahun. Terpukul melihat ayah kami meninggal dunia dengan kondisi terpapar COVID-19, namun ini menjadi motivasi besar kami dalam meneruskan bisnis yang sudah dirintis sejak awal,”l anjut Puja di sela pengemasan peyek di rumahnya.

Masuknya Puja di SMK dengan fokus mengambil jurusan marketing dan bisnis melalui daring diharapkan dapat mengembangkan produk kripik maupun peyeknya lebih terkenal dan mengembangkan dengan ide-ide maupun ilmu yang saya dapatkan di SMK.

Baca juga: Gizi buruk di tengah pandemi, LKC DD salurkan bantuan "Balita Merdeka"

“Alhamdhulillah di SMK saya mulai mengembangkan ide-ide dalam melebarkan bisnis peyek ini. Saat itu saya membuat proposal bisnis dengan mengangkat usaha kripik maupun peyek kami, dan saya sangat bersyukur usaha ini dilirik oleh para guru-guru di sekolah saya. Mulai dari situ saya dan adik (Satria) saling bergotong-royong untuk memproduksi peyek ditambah dengan Ibu yang selalu setia di dapur,” ucap Puja.

Omset keuntungan dari kripik maupun peyek yang dikelola Puja selama satu bulan bisa mencapai Rp3 juta, namun karena pandemi COVID-19 terdapat penurunan yang signifikan, karena menurunnya jumlah wisatawan, masyarakat yang makan di tempatnya hingga banyaknya rumah makan yang tutup.

“Tetap semangat menjadi merek kripik maupun peyek ini sebagai bagian mengenang ucapan ayah ketika kami mengalami kegagalan dalam usaha dagang peyek. Selain itu dengan merek ini, menjadi pelecut semangat untuk terus bangkit meski kami belum lama ditinggal ayah untuk selamanya,” ujar Satria.

Baca juga: LKC-Dompet Dhuafa gelar khitanan massal bagi anak yatim di Bogor

Satria pun menambahkan cita-cita dari ayah adalah memajukan UMKM seperti usaha peyek berkembang dan dapat merangkul pekerja di wilayah ini, sehingga dari peyek maupun kripik ini dapat membantu sesama dalam membuka ruang pekerjaan bagi masyarakat sekitar. 

"Dan bagi anak-anak yang senasib dengan kami, ayo jangan menyerah dan kita harus tetap semangat untuk melewati cobaan ini," tambahnya.


TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 28 tahun, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.