Oknum pegawai Imigrasi Jakarta Selatan diduga menganiaya diplomat Nigeria

id Imigrasi,Penganiayaan,Diplomat

Oknum pegawai Imigrasi Jakarta Selatan diduga menganiaya diplomat Nigeria

(ANTARA/imigrasi.go.id)

Betul, Sabtu kemarin kejadiannya, hanya saja kami mengikuti arahan pimpinan. Karena sampai saat ini petugas yang diduga pelaku sedang dimintai keterangan oleh Ditjen Keiimigrasian Pusat, kata Reza
Jakarta (ANTARA) - Oknum petugas Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Kota Jakarta Selatan diduga telah menganiaya seorang diplomat Nigeria pada Sabtu (8/8).

Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan Mujiono saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa membenarkan kejadian tersebut.

"Ini kan sudah diambil alih oleh Dirjen Imigrasi," kata Mujiono. Namun demikian dia tak merinci lebih jauh identitas dari pelaku dan korban tersebut guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara itu Kepala Bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Selatan Muhamad Reza menuturkan bahwa saat ini pelaku yang diduga melakukan tindakan tak terpuji tersebut sedang menjalani pemeriksaan di Ditjen Keimigrasiaan Kementerian Hukum dan HAM RI.

"Betul, Sabtu kemarin kejadiannya, hanya saja kami mengikuti arahan pimpinan. Karena sampai saat ini petugas yang diduga pelaku sedang dimintai keterangan oleh Ditjen Keiimigrasian Pusat," kata Reza.

Reza menambahkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengadakan konferensi pers guna menyampaikan perkembangan dari peristiwa tersebut.

"Jadi nanti akan ada press realese. Sepengetahuan kami pelakunya laki-laki itu berdasarkan video yang viral ya, petugas diplomatya juga demikian," ujar Reza.

Sebelumnya, Dailytrust.com melaporkan bahwa seorang diplomat Nigeria menjadi korban penganiayaan di sebuah mobil diduga dilakukan oknum petugas Imigrasi Jakarta Selatan.

Hal itu terungkap dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut tiga pria terlihat bergulat dengan pria kulit hitam di dalam mobil.

Mereka menjepit lehernya ke kursi mobil, sementara korban terus memohon bantuan. "Orang-orang itu terus menekannya saat dia berteriak "Leherku", "Aku tidak bisa bernapas!", tulis Dailytrust.com.