Warga Bandarlampung masih banyak tak pakai masker di pasar tradisional

id COVID-19,Masker,Prokes,Bandarlampung

Warga Bandarlampung masih banyak tak pakai masker di pasar tradisional

Kondisi salah satu pasar tradisional di Kota Bnadarlampung dalam masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Minggu, (25/7/2021). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (ANTARA) - Warga Bandarlampung masih banyak abai atau menyepelekan protokol kesehatan (prokes) di tengah pandemi COVID-19 saat melakukan aktivitas jual- beli di pasar-pasar tradisional.

Berdasarkan hasil pemantauan di sejumlah pasar tradisional di Bandarlampung, Minggu, baik pedagang maupun pembeli banyak tidak memakai masker saat melakukan aktivitas jual beli.

Padahal, memakai masker merupakan hal yang  wajib dilakukan oleh semua masyarakat dalam pandemi COVID-19 guna meminimalisir penyebaran virus corona.

Bahkan masih banyak pula warga yang memakai masker secara asal-asalan, seperti hanya memakai masker kain atau masker hanya ditaruh di bagian dagu saja.

Sejumlah warga pun masih ada yang membawa anak-anaknya untuk ikut berbelanja di pasar dan diantaranya mereka tidak dilindungi oleh masker.

Namun begitu, Kondisi sejumlah pasar tradisional di Kota Bandarlampung pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat  (PPKM) tergolong sepi atau tidak sepadat pada hari biasanya.

"Sepi mas, tak ramai seperti biasanya pasar. Lihat saja jalan pasar ini yang biasa padat sekarang renggang," kata salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Gudang Lelang, Ferry, di Bandarlampung, Minggu.

Dia mengakui bahwa kondisi sepi pengunjung di pasar tersebut terjadi sejak Pemberlakuan Pemebatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Sebelum PPKM masih ramai walau kondisinya pandemi, tapi memang tak sepadat di keadaan normal. Sedangkan pada PPKM ini benar-benar sepi, liat saja jalan dan parkiran biasa kan susah mutar karena padat kendaraan kalau sekarang mudah saja putar balik kendaraannya," kaya dia.

Apalagi, lanjut dia, pada masa PPKM ini ada petugas yang berpatroli untuk mengingatkan protokol kesehatan (prokes) dan memantau toko-toko di sekitar pasar apakah mereka membuka usahanya atau tidak.

Sementara itu, hal serupa dikatakan oleh Nurhadi salah satu pedagang di Pasar Panjang.

"Biasanya kalau hari Minggu pasti ramai sekali karena kan akhir pekan. Bahkan rata-rata pedagang di sini bila akhir pekan sudah habis dagangannya di jam 09.00 atau 10.00 WIB," kata dia.

Sementara di Pasar Waydadi Sukarame, banyak juga pedagang atau pembeli yang tidak menggunakan masker saat mereka melakukan transaksi. Padahal kondisi pasar pada Minggu cukup padat sampai tumpah ke badan jalan.

Sejumlah pengunjung pasar menyebutkan seharusnya Satgas COVID-19 sering turun ke pasar itu untuk mengingatkan serta menegur mereka yang tidak menggunakan masker.

"Mencegah kerumunan sulit, karena ini pasar. Seharusnya diawasi dari penggunaan masker saja, yakni wajib menggunakan sekaligus masker kain dan masker bedah. Hal itu diberlakukan bagi pedagang dan pembeli, karena kondisi pasar padat ,"kata Duan, salah satu pengunjung Pasar Waydadi.