Kasat Pol PP Bandarlampung sebut ada mis informasi terkait PPKM Darurat

id PPKM Darurat,Satpol PP,Dinkes,PPKM,Bandarlampung

Kasat Pol PP Bandarlampung sebut ada mis informasi terkait PPKM Darurat

Tim yustisi Satgas COVID-19 Kota Bandarlampung sedang memberikan penjelasan kepada pedagang di Bambu Kuning terkait aturan PPKM Darurat untuk toko-toko bukan esensial. (ANTARA/Dian Hadiyatna/Ho)

Bandarlampung (ANTARA) - Kepala Satuan Pol PP Kota Bandarlampung Suhardi Syamsi menyebutkan bahwa sejumlah pedagang atau toko masih ada yang mis informasi terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Ya tadi ada sedikit mis informasi sehingga pedagang di Bambu Kuning ingin membuka tokonya. padahal selama PPKM Darurat jelas toko yang bukan esensial dilarang buka hingga tanggal 20 Juli," kata Kasat Pol PP Kota Bandarlampung, Suhardi Syamsi, dihubungi di Bandarlampung, Selasa.

Dia menjelaskan bahwa terjadinya mis informasi tersebut dikarenakan adanya kabar dari seseorang yang menyampaikan bahwa pedagang boleh membuka usahanya, namun oleh petugas yang berjaga di Bambu Kuning mereka diminta untuk menutup dagangannya.

Dia pun mengakui bahwa dengan adanya informasi bahwa toko-toko boleh buka, membuat masyarakat bingung dan mempertanyakan mana yang benar dan harus diikuti.

Dia pun menegaskan kembali bahwa sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2021 (Mendagri), dan Instruksi Gubernur Lampung Nomor 7 Tahun 2021 serta Wali Kota Bandarlampung Nomor 4 Tahun 2021 tentang PPKM Darurat bahwa toko yang bukan esensial ditutup sementara sampai tanggal 20 Juli mendatang.

"Sudah kami peringatkan dan jelaskan bahwa selama PPKM Darurat toko non esensial di tutup dan akhirnya mereka menerimanya," kata dia.

Suhardi pun meminta kepada masyarakat agar dapat memahami kondisi kota ini sekarang dan peraturan ini dibuat untuk meminimalisir penularan COVID-19 di kota ini sehingga segera ke luar dari zona merah.

"Kita sudah siapkan petugas di sejumlah lokasi untuk melarang toko-toko itu buka selama PPKM Darurat karena dikhawatirkan menimbulkan kerumunan," kata dia.