Pasien COVID-19 di RSUD Pamekasan makin membeludak

id COVID-19 Pamekasan 2021,RSUD Pamekasan

Pasien COVID-19 di RSUD Pamekasan makin membeludak

Pembangunan tenda darurat untuk penanganan pasien di RSUD Pamekasan. (ANTARA/Abd Aziz)

Pamekasan (ANTARA) - Direktur RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan, Jawa Timur dr Farid Anwar menyatakan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit itu membeludak sehingga pihaknya perlu membuat tenda darurat untuk penanganan pasien.

"Tenda darurat untuk layanan UGD, karena ruang UGD kami konversi untuk dijadikan tempat perawatan pasien COVID-19. Ruang isolasi yang kami sediakan sebelumnya, sudah tidak bisa menampung pasien yang terus berdatangan," kata Farid kepada ANTARA per telepon, Rabu sore.

Farid menuturkan, awalnya RSUD Pamekasan menyediakan sebanyak 14 ranjang untuk pasien COVID-19, lalu ditambah 18, 15 dan 10, hingga akhirnya menjadi 88 tempat tidur.

"Tapi saat ini, semua tempat sudah penuh, sehingga kami harus mengkonversi ruang UGD menjadi ruang isolasi pasien COVID-19, dan layanan UGD ditempatkan di tenda darurat di halaman rumah sakit ini," kata Farid, menjelaskan.

Selain di RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan, di dua rumah sakit lainnya, yakni di RSUD Waru dan Rumah Sakit Moh Noor milik Pemprov Jatim yang ada di Pamekasan juga penuh.

Di RS Waru kapasitas tampung pasien COVID-19 sebanyak 10 bed dan RS Moh Noor juga 10 ranjang dan semuanya juga penuh dengan pasien COVID-19.

Humas Satgas COVID-19 RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan dr Syaiful Hidayat menjelaskan kasus COVID-19 pada gelombang kedua yang menyerang warga saat ini lebih ganas dibanding sebelumnya.

"Banyak pasien yang baru tiba di RSUD Pamekasan, hanya dalam hitungan jam, langsung meninggal dunia. Kasus mirip seperti yang di Bangkalan," kata "Yayak" sapaan karib dr Syaiful Hidayat itu.

Yayak juga menjelaskan, pihaknya juga telah mengirim sampel dari penderita COVID-19 yang meninggal dunia ke RSUD Dr Soetomo Surabaya, akan tetapi hingga kini belum diketahui, karena pemeriksaan laboratorium di rumah sakit yang menjadi rujukan se-Jawa Timur itu masih antre.