Siswa kurang, lima SMP negeri di Mukomuko terancam ditutup

id Mukomuko

Siswa kurang, lima SMP negeri di Mukomuko terancam ditutup

Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko.(ANTARA)

Idealnya, minimal satu sekolah tersebut harus memiliki sebanyak 90 siswa atau setiap jenjang memiliki sebanyak 30 siswa
Mukomuko (ANTARA) - Sebanyak lima Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu terancam ditutup karena jumlah siswanya kurang, berdasarkan aturan yang berlaku.

Sebanyak lima SMP negeri yang terancam tertutup, yakni SMPN 24 Mukomuko di Kecamatan Penarik, SMPN 29 di KecamatanTeramang Jaya, SMPN 42 di Kecamatan Ipuh, SMPN 19 di Kecamatan Malin Deman, dan SMPN 18 Mukomuko di Kecamatan Air Rami.

"Sekolah negeri ini terancam ditutup jumlah siswa selalu kurang setiap tahunnya atau jauh dari standar minimal," kata Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Jumanto dalam keterangannya di Mukomuko, Minggu.

Baca juga: Disdikbud : Pembelajaran tatap muka dapat ditunda bila kasus meningkat

Ia mengungkapkan jumlah siswa kelas 1 hingga kelas 3 SMPN 24 Mukomuko hanya 24 siswa, SMPN 29 hanya memiliki 10 siswa, SMPN 42 hanya 27 siswa, SMPN 19 sebanyak 35 siswa, dan SMPN 18 hanya memiliki 35 siswa.

Idealnya, minimal satu sekolah tersebut harus memiliki sebanyak 90 siswa atau setiap jenjang memiliki sebanyak 30 siswa.

Saat ini, pihaknya sedang mengkaji rencana penggabungan sekolah-sekolah tersebut dan menutup sekolah yang kekurangan siswa.

Instansinya juga melakukan pengkajian untuk mengoptimalkan kinerja guru dan biaya operasional di sekolah tersebut.

Baca juga: Guru di Lampung harapkan vaksinasi dipercepat sebelum PTM

"Karena berapa pun jumlah siswanya, jumlah guru tetap harus dipenuhi sesuai mata pelajaran di sekolah, dan permasalahan ini menjadi kendala dalam melakukan pemerataan guru," katanya.

Ia mengatakan pengkajian penggabungan sekolah ini masih panjang dan harus melibatkan berbagai pihak terkait untuk mencari solusinya.

Jumlah siswa di lima SMP negeri itu kurang karena banyak orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta berbasis agama dan pondok pesantren.

Ia menyatakan selain jumlah SMP negeri di daerah ini yang kurang, jumlah siswa di beberapa sekolah dasar negeri di daerah ini juga kurang.