Petani milenial Lampung ajak generasi muda berkontribusi tumbuhkan pertanian

id Petani milenial Lampung, pertanian lampung,Regenerasi Petani,petani milenial

Petani milenial Lampung ajak generasi muda berkontribusi tumbuhkan pertanian

Zainal salah seorang petani milenial asal Lampung. ANTARA/HO

Pola pikir pemuda harus berubah, sektor pertanian tidak bisa dipandang sebelah mata,
Bandarlampung (ANTARA) - Petani milenial Lampung Zainal mengajak generasi muda untuk terus berkontribusi menyokong pertumbuhan sektor pertanian.

"Di masa kini peran generasi milenial untuk menyokong pertumbuhan sektor pertanian penting dilakukan, sebab pertanian menjadi salah satu sektor utama yang menopang perekonomian daerah," ujar petani milenial asal Lampung Tengah Zainal, saat dihubungi dari Bandarlampung, Jumat.

Menurutnya, regenerasi petani dibutuhkan untuk menjaga produktivitas sektor pertanian terutama di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

"Pola pikir pemuda harus berubah, sektor pertanian tidak bisa dipandang sebelah mata, dan regenerasi petani saat ini menjadi kebutuhan mendesak di tengah kontribusi sektor pertanian yang cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat," ujarnya pula.

Ia menjelaskan hingga saat ini edukasi dan sosialisasi mengenai keikutsertaan anak muda menjadi petani milenial masih terus dilakukan, guna mendorong regenerasi petani dapat terwujud.

"Saat ini masih terus kami sosialisasikan, dan untuk saat ini pertumbuhan minat generasi muda untuk bergabung menjadi petani milenial cukup baik," katanya lagi.

Dia mengatakan tercatat dalam satu tahun terakhir telah ada penambahan sebanyak 50 orang petani milenial di daerahnya.

"Di kelompok tani ini awal ada 100 orang petani milenial, saat ini sudah menjadi 150 orang. Banyak yang tertarik sebab pertanian ini masih memiliki banyak peluang yang dapat diolah menjadi profit," ujarnya lagi.

Zainal melanjutkan dalam pengelolaan sektor pertanian melalui program petani milenial.

Dirinya mampu melakukan budi daya beras sehat tanpa pestisida dan menjualnya hingga 5 ton per bulan.

"Per bulan bisa mencapai 5 ton penjualan beras sehat tanpa pestisida dengan harga jual per 5 kilogram sebesar Rp60.000," katanya pula.
Baca juga: Dampak pandemi menurut Mentan terdapat tambahan delapan juta petani baru
Baca juga: Kementan berikan bimtek pada petani milenial Bandarlampung