Jakarta (ANTARA) - Plt Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyebutkan sektor halal menjadi salah satu pendorong ekonomi Indonesia menuju ke jalur positif pada triwulan II-2021.
“Pertumbuhan ekonomi diprediksi akan terus menuju jalur positif pada triwulan II-2021. Salah satu sektor yang diharapkan memberi sumbangan signifikan terhadap pemulihan ekonomi adalah sektor halal,” katanya di Jakarta, Jumat.
Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia menunjukkan sektor halal memiliki ketahanan cukup baik di masa pandemi yakni saat ekonomi nasional terkontraksi 2,1 persen ternyata sektor halal tercatat hanya terkoreksi sebesar 1,7 persen.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia memiliki potensi pengembangan sektor halal sangat besar.
Total konsumsi produk halal penduduk Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai 218,8 miliar dolar AS atau tumbuh 5,3 persen per tahun.
Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy Report 2020-2021, peringkat nilai indikator ekonomi Islam Indonesia berada di urutan ke-4 dunia atau naik satu tingkat dari posisi tahun sebelumnya.
Oleh sebab itu, Susiwijono mengatakan Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal yang merupakan bagian dari implementasi UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
“PP itu diharapkan memberikan kemudahan dan kepastian bagi seluruh pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikasi halal,” ujarnya.
Selain itu pemerintah juga memperkuat komitmennya untuk pengembangan UMKM melalui penerbitan PP Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.
Hal itu dilakukan mengingat mayoritas sektor halal dijalankan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seperti di Provinsi NTB.
Susiwijono menuturkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menetapkan NTB sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata halal yang akan dipercepat pengembangannya.
Laporan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 menunjukkan Lombok NTB menduduki peringat pertama untuk destinasi wisata ramah muslim.
Pencapaian ini sejalan dengan pengakuan internasional yang diperoleh Lombok sebagai World Best Halal Tourism Destination pada kesempatan the World Halal Travel Summit 2015.
Ia menyatakan melalui kolaborasi pemerintah daerah dan kebijakan pemerintah pusat diharapkan pariwisata halal di NTB semakin berkembang dan menjadi rujukan bagi pengembangan destinasi pariwisata di daerah lain.
Berita Terkait
FKIP gelar peresmian laboratorium pendidikan olah raga dan halal bihalal
Rabu, 24 April 2024 6:24 Wib
Kemenag Lampung ingatkan RPH harus sudah bersertifikat halal pada Oktober
Rabu, 3 April 2024 16:19 Wib
Kemenag Lampung gelar kampanye Wajib Halal Oktober
Sabtu, 16 Maret 2024 1:31 Wib
Satgas Halal catat 67 ribu lebih produk UMKM di Jambi kantongi sertifikat halal
Kamis, 7 Maret 2024 22:55 Wib
Wapres meninjau penyembelihan sapi bersertifikasi halal di Selandia Baru
Kamis, 29 Februari 2024 6:51 Wib
Pertamina dampingi 1.237 UMKM binaan raih sertifikasi halal pada 2023
Sabtu, 17 Februari 2024 16:23 Wib
Bengkulu susun konsep pengembangan wisata dan kuliner halal
Senin, 8 Januari 2024 19:07 Wib
Wapres sebut bisnis halal mempersatukan negara Muslim
Rabu, 29 November 2023 8:56 Wib