37 warga satu kampung di Garut terkonfirmasi positif COVID-19

id Pemkab Garut, COVID-19, idul Fitri, Garut,Positif

37 warga satu kampung di Garut terkonfirmasi positif COVID-19

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. (ANTARA/Feri Purnama)

Klaster dari mana ini belum jelas, petugas sedang menelusuri, katanya
Garut (ANTARA) - Sebanyak 37 warga satu kampung di Desa Hegarmanah, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat terkonfirmasi positif COVID-19 hingga akhirnya harus menjalani isolasi di rumah sakit dan kampung itu.

"Sekarang (positif) 37 orang, yang dua di Garut (di rumah sakit), yang 35 di kampung tersebut," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Jumat.

Ia menuturkan kemunculan kasus tersebut bermula dari beberapa orang, kemudian bertambah ada 24 orang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga dilaporkan terakhir mencapai 37 orang di kampung itu.

Sebanyak dua orang, kata dia, harus menjalani perawatan medis di rumah sakit karena kondisi kesehatannya sedang dan berat, sedangkan warga lainnya memilih menjalani isolasi di kampungnya.

Baca juga: Ibu dan anak di Bener Meriah Aceh meninggal dunia karena COVID-19

"Sebelumnya informasinya hanya 24 orang yang dua orang dirawat di Garut karena gejalanya sedang dan berat," katanya.

Terkait awal mula penularan kasus itu, Helmi menyatakan belum dapat diketahui karena petugas medis di lapangan masih melakukan penelusuran dan pemeriksaan kesehatan terhadap orang yang sudah kontak fisik dengan pasien positif.

Menurut dia, dugaan sementara akibat penularan dari kontak warga lokal, namun orang pertamanya dari mana perlu ditelusuri.
Sejumlah warga menjalani isolasi di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Diskominfo Garut)


"Klaster dari mana ini belum jelas, petugas sedang menelusuri," katanya.

Ia menyampaikan Pemkab Garut sudah melakukan antisipasi apabila terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dengan menyiapkan ruang dan tempat tidur untuk perawatan pasien.

Baca juga: Satgas COVID-19 Lampung gunakan hotel sebagai tempat isolasi pemudik

Termasuk warga di satu kampung itu, kata dia, diminta untuk dirawat di rumah sakit, namun kebanyakan warga memilih isolasi untuk mendapatkan perawatan medis di kampungnya.

"Sudah kita siapkan tapi masyarakat menginginkan di tempatnya di kampungnya, maka dari puskesmas 'stand by' di lokasi," kata Helmi.