Vaksin COVID Johnson & Johnson dikirim ke India pada Juni-Juli

id vaksin covid,vaksin covid india,india,vaksin johnson&johnson,kasus covid india,kasus corona india,india johnson&johnson

Vaksin COVID Johnson & Johnson dikirim ke India pada Juni-Juli

Pemberitahuan tentang habisnya persediaan vaksin penyakit virus korona (COVID-19) terlihat di pusat vaksinasi di Mumbai, India, Kamis (8/4/2021). REUTERS/Francis Mascarenhas/hp/cfo (REUTERS/FRANCIS MASCARENHAS)

Jakarta (ANTARA) - Vaksin COVID-19 sekali suntik buatan Johnson & Johnson diperkirakan akan dikirim ke India untuk "diisi dan diselesaikan" pada Juni atau Juli, menurut laporan surat kabar keuangan Mint pada Jumat.

Pengisian dan penyelesaian adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan untuk memasukkan vaksin ke dalam botol atau jarum suntik, menyegelnya dan mengemasnya untuk pengiriman.

"Vaksin Johnson & Johnson diharapkan akan dikirim ke India pada Juni-Juli 2021. Johnson & Johnson bekerja sama dengan Biological E untuk memfasilitasi transfer teknologi ke India yang sedang berlangsung," kata Sekretaris Departemen Bioteknologi Kementerian Sains dan Teknologi India, Renu Swarup, pada Kamis (22/4).

Pada Februari lalu, perusahaan farmasi Biological E Ltd mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya ingin membuat kontrak manufaktur sekitar 600 juta dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson setiap tahun.

Departemen Bioteknologi Kementerian Sains dan Teknologi India dan perwakilan lokal untuk J&J belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

India mengatakan akan mempercepat persetujuan darurat untuk vaksin COVID-19 yang disahkan oleh negara-negara Barat dan Jepang untuk membuka jalan bagi kemungkinan impor vaksin Pfizer, Johnson & Johnson dan Moderna.

Persetujuan darurat itu akan membebaskan perusahaan-perusahaan farmasi tersebut dari kewajiban melakukan uji keamanan lokal untuk vaksin mereka.

India mencatat penghitungan harian tertinggi kasus virus corona di dunia untuk hari kedua berturut-turut pada  Kamis, dengan 332.730 kasus baru, sementara kematian harian akibat COVID-19 juga melonjak dan membuat rekor.

Sumber: Reuters