Pengungsi asing UNHCR unjuk rasa ingin temui Presiden Jokowi

id pengungsi UNHCR

Pengungsi asing UNHCR unjuk rasa ingin temui Presiden Jokowi

Belasan pengungsi asing melakukan aksi demonstrasi di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu. ANTARA/Mentari Dwi Gayati.

Kami ingin bertemu Presiden. Kami ingin keluar dari Indonesia naik kapal atau darat, tapi dicegah. Kenapa tidak boleh? Sedangkan di sini kami tidak dapat bantuan, katanya
Jakarta (ANTARA) - Belasan pengungsi asing di sekitar kantor Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Jakarta Pusat melakukan unjuk rasa di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, dengan salah satu keinginan meminta bantuan Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo.

Salah satu pengungsi dari Afghanistan, Jumakhan, di Jakarta, Rabu, mengatakan dirinya bersama para pengungsi lain ingin menuntut kejelasan status kewarganegaraan, hingga bantuan logistik untuk bertahan hidup.

"Kami ingin bertemu Presiden. Kami ingin keluar dari Indonesia naik kapal atau darat, tapi dicegah. Kenapa tidak boleh? Sedangkan di sini kami tidak dapat bantuan," katanya seraya mengutarakan keinginannya.

Ia mengaku sudah 20 tahun menunggu aksi dan bantuan dari Komisi Tinggi PBB untuk pengungsi atau UNHCR.

Selama itu pula, Jumakhan dan puluhan pengungsi bernaung di tenda dan pinggir jalan depan Kantor Menara Ravindo, Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat.

Pengungsi lainnya dari Afghanistan, Khan Ibrahim juga menceritakan anaknya yang baru lahir namun tak bisa ia temui karena terkendala biaya rumah sakit.

"Saya tidak bisa kerja di sini, kuliah apalagi, cari uang bagaimana sedangkan saya di sini tidak gratis. Harus bayar 1.500 dolar per bulan," katanya.

Aksi belasan pengungsi ini pun langsung dihadang oleh aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menggiring para pengungsi kembali ke Menara Ravindo.

Kapolsek Metro Gambir AKBP Kade Budiyarta ikut melakukan pendampingan para pencari suaka kembali ke tempat pengungsian mereka.

"Nanti kita bicarakan lagi di depan Menara Ravindo. Kita diskusikan apa yang diminta," kata Budiyarta.