India gunakan vaksin Sputnik V

id sputnik V,vaksin COVID-19, Rusia,India

India gunakan vaksin Sputnik V

Seorang perawat memperlihatkan sebuah kotak dengan vaksin Rusia "Sputnik-V" melawan penyakit virus korona (COVID-19) disiapkan untuk suntikan dalam tahap uji coba pasca-pendaftaran di sebuah klinik di Moskow, Rusia, Kamis (17/9/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Tatyana Makeyeva/aww/cfo

Jakarta (ANTARA) - Menyusul penyetujuan penggunaan vaksin COVID-19 Sputnik V buatan Rusia di India, Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) menyambut keputusan otorisasi tersebut.

“Kami menghargai keputusan badan pengatur India dalam memberikan otorisasi untuk Sputnik V. Persetujuan penggunaan vaksin merupakan tonggak penting karena Rusia dan India telah mengembangkan kerja sama yang luas dalam uji klinis Sputnik V di India dan produksi lokalnya,” kata Direktur Utama RDIF, Kirill Dmitriev, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

RDIF mengumumkan bahwa penggunaan vaksin Sputnik V telah disetujui oleh Drug Controller General of India, menjadikan India negara ke-60 yang menyetujui vaksin tersebut.

India menjadi negara dengan penduduk terpadat yang mendaftarkan vaksin Rusia. Adapun total populasi 60 negara yang telah menyetujui Sputnik V adalah tiga  miliar orang atau sekitar 40 persen dari populasi global, menurut RDIF.

“Vaksin Sputnik V telah terdaftar di India di bawah prosedur otorisasi penggunaan darurat berdasarkan hasil uji klinis di Rusia serta data positif uji klinis lokal Fase III tambahan di India yang dilakukan, bermitra dengan Laboratorium Dr. Reddy,” demikian RDIF.

India merupakan pusat produksi untuk Sputnik V, lanjutnya, di mana RDIF telah membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi terkemuka di negara tersebut termasuk Gland Pharma, Hetero Biopharma, Panacea Biotec, Stelis Biopharma, Virchow Biotech untuk memproduksi lebih dari 850 juta dosis per tahun.

Adapun Kirill Dmitriev mengatakan bahwa vaksin Sputnik V buatan Rusia memiliki tingkat kemanjuran sebesar 91,6 persen dan memberikan perlindungan penuh terhadap kasus COVID-19 yang parah.