Satmakura apresiasi Bandarlampung mampu hasilkan 12 ton padi per hektare

id Satmakura,Bandarlmapung,Pertanian,Padi,Lahan perswahaan

Satmakura apresiasi Bandarlampung mampu hasilkan 12 ton padi per hektare

Founder Gerakan Satmakura, Mochtar Sany, di Bandarlampung, Senin. (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Mudah-mudahan areal pesawahan ini belum dijual oleh pemiliknya dan kita akan bicarakan bagaimana lahan ini tetap hijau. Yang saya takutkan itu kan sawah-sawah ini sudah di kavling-kavling, kata dia

Bandarlampung (ANTARA) - Gerakan Satukan Tenaga Masyarakat Kerahkan Untuk Rakyat (Satmakura) memuji Kota Bandarlampung karena telah berhasil menguji coba varietas padi Tri Sakti yang dapat menghasilkan padi 10-12 ton per hektare (ha).

"Ini sebuah inovasi luar biasa bahwa kita ada padi yang bisa menghasilkan 12 ton per ha, dan di sini sudah dilakukan, bisa dibayangkan kalau semua lahan tanaman padi bisa seperti ini," kata Founder Gerakan Satmakura, Mochtar Sany, di Bandarlampung, Senin.

Melalui gerakan Satmakura, lanjut dia, satu hektare lahan pertanian menghasilkan 10-12 ton, hasil tani ini akan dikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia sebagai Inovasi daerah yang masuk dalam program Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Baca juga: Bandarlampung segera ubah pasar Terminal Kemiling jadi pasar hobi

"Saya tadi bilang, petani ini kalau sekali panen seperti ini sudah pasti dia hidup tapi kalau bisa dua kali baru ada sisa nabung tapi kalau tiga kali sampai empat kali setahun pasti mereka akan sejahtera. Ini yang akan kita kembangkan," kata dia.

Apalagi, lanjut dia, Kota Bandarlampung yang tidak cukup luas lahan pertaniannya telah berhasil menghasilkan 12 ton per ha dalam satu kali panen, ke depan apabila bisa empat kali panen tentunya petani di sini akan cukup sejahtera.

Sementara itu, Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana mengungkapkan bahwa lahan pertanian di kota ini yang tidak cukup luas akan dijadikan percontohan oleh Balitbang Kemendagri untuk kabupaten/kota lainnya di Indonesia.

Baca juga: Bandarlampung segera revisi peraturan terkait resepsi pernikahan di masa pandemi

"Ini merupakan suatu kebanggaan bagi kita warga Bandarlampung, kota besar yang masih ada lahan pertanian, salah satunya di Kecamatan Rajabasa  sekitar 360 ha yang akan dijadikan percontohan," kata dia.

Ia mengatakan apabila lahan pertanian ini masih belum di kavling-kavling, pihaknya akan membicarakannya kepada masyarakat agar daerah persawahan ini harus tetap dipertahankan.

Baca juga: Wali Kota Bandarlampung tegaskan tidak akan bangun jalan layang dan bawah tanah

"Mudah-mudahan areal pesawahan ini belum dijual oleh pemiliknya dan kita akan bicarakan bagaimana lahan ini tetap hijau. Yang saya takutkan itu kan sawah-sawah ini sudah di kavling-kavling," kata dia.