Bank Sentral AS kemungkinan longgarkan kebijakan moneter, Rupiah bakal menguat

id Rupiah,Dolar,Kurs

Bank Sentral AS kemungkinan longgarkan kebijakan moneter, Rupiah bakal menguat

Teller BNI merapikan lembaran mata uang rupiah dan dolar Amerika di Jakarta, Rabu (15/4). Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pertumbuhan ekonomi global masih moderat dan tidak merata dengan menggarisbawahi perbedaan pertumbuhan negara-negara utama dunia di tengah dampak yang berbeda dari fluktuasi mata uang dan harga minyak yang lebih rendah. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz. (ANTARA FOTO/puspa perwitasari)

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis berpeluang menguat seiring indikasi kebijakan pelonggaran moneter oleh bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Pada pukul 9.37 WIB, rupiah masih melemah 15 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.035 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp13.020 per dolar AS.

"Rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS seiring dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang mulai terkoreksi," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.

Ariston menuturkan sikap The Fed yang tertulis dalam notula rapat terakhir pada Januari yang dirilis dinihari tadi, menunjukkan dukungan terhadap kebijakan pelonggaran moneter. Hal tersebut bisa mendukung pelemahan dolar AS hari ini.

Di sisi lain, lanjut Ariston, pasar masih mewaspadai pergerakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang masih di level tinggi.

"Kenaikan yield bisa mendorong penguatan dolar AS lagi dan menekan rupiah," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.950 per dolar AS hingga Rp14.050 per dolar AS.

Pada Rabu (18/2) lalu, rupiah ditutup melemah 90 poin atau 0,65 persen ke posisi Rp14.020 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.930 per dolar AS.