Pembunuhan Kim Jong Nam dijelaskan melalui "Assassins"

id kim jong nam,dokumenter,siti aisyah

Pembunuhan Kim Jong Nam dijelaskan melalui "Assassins"

Siti Aisyah memberikan keterangan setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/3/2019). Siti Aisyah kembali ke Indonesia setelah dibebaskan oleh Pengadilan Tinggi Shah Alam, Malaysia karena jaksa mencabut dakwaan terhadap Aisyah terkait kasus dugaan pembunuhan Kim Jong-Nam . ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

Jakarta (ANTARA) - Hampir empat tahun berlalu setelah pembunuhan kakak tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Jong Nam, sebuah dokumenter dibuat untuk menjelaskan pembunuhan yang terjadi di bandara dan melibatkan dua perempuan muda yang dituduh melakukannya, salah satunya dari Indonesia.

Perempuan Vietnam bernama Doan Thi Huong didakwa bersama perempuan asal Indonesia, Siti Aisyah, mengusapkan racun VX ke wajah Kim Jong Nam di bandara Kuala Lumpur pada Februari 2017. VX merupakan senjata kimia yang dilarang.

Kedua perempuan itu menghadapi ancaman hukuman mati, namun akhirnya dinyatakan bebas. Mereka menjadi fokus dari film dokumenter yang disutradarai Ryan White. Sutradara Amerika Serikat ini menghabiskan 2,5 tahun untuk menyelidiki kasus tersebut demi film "Assassins" yang akan dirilis di bioskop dan digital, Jumat.

Siti Aisyah dinyatakan bebas pada Maret 2019 setelah terlepas dari ancaman hukuman mati yang didakwakan kepadanya. Sementara Doan Thi Huong yang menghabiskan lebih dari dua tahun di penjara Malaysia dibebaskan pada Mei 2019.

Sejumlah pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat menuduh rezim Korea Utara sebagai otak dibalik pembunuhan Kim Jong Nam, yang mengkritik pemerintahan dinasti keluarganya. Tuduhan itu dibantah oleh Pyongyang.

Para pengacara menyatakan bahwa kedua perempuan itu merupakan orang-orang suruhan dalam pembunuhan yang dirancang agen Korea Utara. Keduanya mengaku, mereka berpikir sedang dilibatkan dalam acara lelucon dan tidak tahu bahwa mereka sedang meracuni Kim.

White mengumpulkan bahan riset dengan cara bepergian ke Vietnam, Indonesia dan Malaysia untuk dokumenter ini. Dilansir Reuters, dia mengatakan mendengar langsung pernyataan dari kedua perempuan itu adalah faktor paling krusial dalam menemukan kebenaran di balik berita-berita.

Awal pekan ini, Doan dan Siti Aisyah sudah lebih dulu menonton dokumenter tersebut. Meski restu telah didapat dari keduanya, Doan mengekspresikan penyesalan atas beberapa adegan, kata White.

"Reaksi pertamanya adalah...'Saya harap saya tidak terlalu banyak tersenyum,'" kata dia, merujuk kepada adegan kembalinya Doan ke Vietnam, yang disebut White jadi sasaran sindiran di media sosial, membuat Doan jadi lebih menutup diri.

"Keduanya menyenangkan dan untungnya selamat dari kejadian ini, tapi kurasakan hidup mereka sayangnya tidak akan pernah sama seperti dulu," demikian Reuters dikutip Jumat.