Pemkot Bandarlampung tidak fokuskan pembangunan jalan layang di 2021

id Pemkot ,Bandarlampung,Wuhan,Jalan layang,Bappeda

Pemkot Bandarlampung tidak fokuskan pembangunan jalan layang di 2021

Kepala Bappeda kota Bandarlampung Khaidarmansyah saat ditemui di ruangannya. Kamis. (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Memang tahun ini fokus kita ke penanganan COVID-19 dan anggaran yang kita siapkan untuk penanganan virus corona Rp50 miliar, kata dia
Bandarlampung (ANTARA) -
Pemerintah Kota Bandarlampung mengatakan pembangunan jalan layang Urip Sumoharjo guna memecah kemacetan di daerah itu yang telah direncanakan pada tahun 2020 tidak menjadi fokus pada tahun 2021.
 
"Tahun ini jalan layang (flyover) yang sudah kita rencanakan sebelumnya belum menjadi fokus pembangunan fisik di tahun 2021," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandarlampung Khaidarmansyah, di Bandarlampung, Kamis.
 
Hal tersebut, kata dia, disebabkan dampak anggaran yang direfocusing guna menangani permasalahan pandemi COVID-19 di kota ini.

Baca juga: Bandarlampung alokasikan Rp50 miliar guna penanganan COVID-19 di 2021
 
"Memang tahun ini fokus kita ke penanganan COVID-19 dan anggaran yang kita siapkan untuk penanganan virus corona Rp50 miliar," kata dia.
 
Ia menjelaskan awalnya pemkot berencana membangun flyover di Jalan Urip Sumoharjo guna memecah kemacetan yang kerap terjadi di waktu-waktu tertentu di lokasi tersebut, dan solusi satu-satunya membangun jalan layang.
 
"Meski pembangunan jalan belum bisa dilaksanakan tahun ini tapi rencana pembangunan fisik lainnya yang sudah direncanakan tahun sebelumnya masih tetap berjalan seperti pembangunan sejumlah kantor kelurahan dan kantor Ombudsman Lampung," kata dia.

Baca juga: Pemkot sebut dana kelurahan 2021 sudah tidak ada lagi
 
Menurut dia, dengan total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ada tahun 2021 Pemkot berusaha untuk tetap menjalankan rencana kerja program kegiatan dan juga penanganan COVID-19.
 
"APBD tahun 2021 untuk belanja Rp2,4 triliun, pendapatan kita proyeksikan Rp2,6 triliun, sisanya harus bayar hutang dan cicilan seperti hutang dengan PT SMI dan pelaksanaan proyek PDAM," kata dia.