Berawal hobi, raup rezeki budidaya ikan hias di tengah pandemi

id ikan hias

Berawal hobi, raup rezeki budidaya ikan hias di tengah pandemi

Sejumlah akuarium dan tempat untuk menampung ikan yang dijual. (ANTARALampung/Rochmadayanti-Mg/yoks)

Bandarlampung (ANTARA) - Pandemi COVID-19 yang sudah satu tahun lebih melanda membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Namun hidup tetap harus berjalan, berbagai upaya dilakukan agar bisa tetap makan. 

Seperti yang dialami Ade (40) penjual ikan hias di Jalan Basuki Rahmat, Gedung Pakuon, Teluk Betung, Bandar Lampung.

Enam bulan lalu Ade kehilangan pekerjaan. Untuk menghilangkan penat sambil mencari ide usaha, ia mulai memelihara ikan hias. Saat itu ikan hias mulai menjadi tren seperti halnya tanaman hias. Pandemi membuat orang memiliki banyak waktu luang untuk menyalurkan hobi.

Ade mengaku awalnya memelihara ikan hias untuk menghibur diri saja, hingga akhirnya ia berfikir untuk membudidayakanya agar bisa mendapatkan keuntungan. Ada pun ikan yang ia budidayakan, mulai dari cupang, guppy, koi, hingga arwana.

"Karena lagi musim, lama-lama ia berfikir, dijual bisa mendapatkan untung, dan bisa kasih uang ke istri," ujar Ade sambil memberi makan ikan-ikannya, Selasa (19/1).

Ade mengaku tidak ada kesulitan dalam proses budidaya ikan, sebab semua bisa dipelajari dengan mudah. Yang membuatnya kewalahan adalah saat pakan sulit dicari. Sebab saat ini pembudidaya ikan hias sudah cukup banyak, namun yang menjual pakan masih terbatas.

Memang usaha yang Ade lakukan masih terbilang baru dan masih sangat kecil. Namun Ade berupaya tekun menjalaninya. Berharap suatu saat usaha budidaya ikannya bisa terus berkembang.

Untuk bertahan selama 6 bulan ini yang penting tidak mudah menyerah, berusaha terus dan selalu berdoa sama Yang di Atas, tegasnya. 

Baca juga: Kopi, lada, pisang muli dominasi motif batik tulis karya Andri

Ade menjual ikan hiasnya hanya untuk daerah Bandarlampung. Pembeli banyak yang langsung datang ke kios setelah ia promosikan lewat media sosial. Untuk ikan cupang, ia mengirimnya sampai ke Tangerang dan Jakarta.

Selama menjalani bisnis ikan cupang Ade mengaku pendapatannya cukup stabil. Dari satu lubuk ikan ia bisa meraup uang sebesar Rp800 ribu. Saat ini ia memiliki puluhan lubuk ikan.

Dengan penghasilannya tersebut, Ade bisa membiayai hidup keluarganya dan menyekolahkan ketiga anaknya. Dari usahanya ini juga akhirnya Ade mampu membeli sepeda motor yang dulu belum sempat ia dapatkan.

Kepada anak-anak muda, Ade berpesan jangan pernah malas apalagi malu memulai usaha. Sebab apa pun usaha yang dilakukan, asal dijalankan dengan tekun pasti akan berbuah manis. Meski Ade masih sangat jauh dari kata sukses, namun ia optimistis usahanya bisa terus bertahan.

Satu lagi, ujarnya, jangan lupa sedekah biar usaha yang dijalankan berkah.

Selain Ade, di sekitaran Teluk Betung cukup banyak ditemui penjual ikan hias.  Sam'un misalnya.

Berbeda dengan Ade yang menjual ikan hias karena tren yang ada baru-baru ini, Sam'un (50) menjual ikan hias sudah cukup lama, yaitu sejak tahun 1988.

Sam'un tidak membudidayakan ikan yang ia jual. Ia membeli berbagai jenis ikan hias dari Parung, Sukabumi, Jawa Barat lalu menjualnya di Bandarlampung.

Sam'un mengatakan saat memulai usahanya dulu, penjual ikan hias tidak seramai sekarang. Sehingga pembeli yang datang ke kiosnya berasal dari berbagai daerah di Provinsi Lampung.

Meski sempat mengalami pasang surut, Sam'un mengaku bisnis ikan  hiasnya cukup stabil, sebab ia telah memiliki pelanggan setia. Beberapa tahun terakhir pendapatannya mencapai Rp500 ribu per hari. 

Dari hasil menjual ikan hias, ia bisa hidup dengan layak. Ia mampu untuk membeli kendaraan hingga tempat tinggal. 

"Alhamdulillah cukup, udah kebeli motor sama rumah," ucapnya bersyukur. (*)