Jokowi : Pembangunan pertanian harus dalam skala yang luas

id Presiden Jokowi,produksi,pertanian,food estate

Jokowi : Pembangunan pertanian harus dalam skala yang luas

Presiden Joko Widodo meninjau lahan yang akan dijadikan "Food Estate" atau lumbung pangan baru di Kapuas, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). Pemerintah menyiapkan lumbung pangan nasional untuk mengantisipasi krisis pangan dunia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

Jakarta (ANTARA) - Pembangunan sektor pertanian harus dilakukan dalam skala ekonomi yang luas, seperti halnya pembangunan kawasan lumbung pangan (food estate), agar bisa mengoptimalkan infrastruktur dan teknologi untuk meningkatkan produksi dan mengurangi impor pangan, kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kita harus bangun sebuah kawasan yang economic scale (memiliki skala ekonomi). Tidak bisa kecil-kecil lagi, makanya saya mendorong food estate harus diselesaikan. Paling tidak tahun ini di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah diselesaikan,” kata Presiden Jokowi dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin.

Presiden menekankan pembangunan sektor pertanian tidak bisa lagi dilakukan dengan cara yang konvensional dan hanya bersifat rutinitas, melainkan memerlukan terobosan dan inovasi.

Presiden Jokowi ingin pembangunan food estate tuntas tahun ini agar bisa menjadi model percontohan bagi daerah lain.

“(Dibangun) dalam sebuah skala luas. Sehingga percuma kita berproduksi dikit-dikit tidak akan ngaruh apa-apa dengan yang impor-impor tadi,” ujarnya.

Presiden juga menyoroti masih banyaknya impor pangan. Pembangunan pertanian yang dilakukan selama ini belum berhasil melepaskan Indonesia dari kebutuhan impor.

“Kedelai bisa tumbuh baik kenapa petani kita tidak mau tanam? karena harganya kalah dengan kedelai impor. Petani disuruh jual harga impor, harga produksi tidak nutup sehingga harus dalam jumlah besar sehingga melawan harga impor,” ujar dia.

Presiden meminta jajarannya menyelesaikan permasalahan produksi karena membuat Indonesia harus mengimpor sejumlah komoditas pangan seperti bawang putih, gula, jagung, kedelai dan komoditas lainnnya.

“Cari lahan cocok buat kedelai, jangan cari satu hektar, dua hektar, 10 hektar, 100 ribu hektar, 500 ribu hektar, satu juta hektar cari. Urusan jagung cari lahan-lahan yang masih bisa ditanam jagung dalam skala yang lahan luas. Ini yang akan menyelesaikan masalah. kalau kita hanya rutinitas urusan pupuk, bibit, itu memang penting. Tapi kalau bisa menyiapkan lahan dalam jumlah besar itu yang akan selesaikan masalah,” jelas Presiden.