Mitra ojek online minta pemerintah tegas tertibkan tarif Maxim

id ojek online, ojol, grab, gojek, maxim

Mitra ojek online minta pemerintah tegas tertibkan tarif Maxim

Ilustrasi ojek online (HO)

Kami sempat berontak, tapi pemerintah terkesan tutup mata. Kita juga sudah adukan ke Poltabes, dan Polda. Tapi jawaban Maxim katanya adukan saja ke Rusia untuk menutup aplikasinya, kata Erwin
Bandarlampung (ANTARA) - Mitra ojek online mendesak pemerintah bertindak tegas untuk menertibkan tarif aplikasi Maxim, mengingat persaingan di lapangan semakin tidak sehat akibat tak mengikuti aturan.

"Mungkin 40 persen kosumen sudah beralih ke Maxim. Kalau bisa tarifnya disetarakanlah sesuai aturan. Dengan begitu persaingan jadi lebih adil. Tinggal konsumen silahkan memilih mana yang mereka sukai pelayananya," ujar KGS Erwin Agustinha dari Komunitas Tim Kalong Ampera, dalam keterangannya diterima di Bandarlampung,  Kamis.

Menurutnya, Gojek dan Grab jelas tidak akan menurunkan tarif kembali, karena tarif saat ini sudah hasil penyesuaian dengan aturan Kemenhub.

Ia menjelaskan perwakilan mitra ojol dari Gojek dan Grab sebelumnya sudah menyampaikan keluhan kepada pemerintah setempat, namun hingga saat ini belum ada tindakan tegas.

"Kami sempat berontak, tapi Pemkot Palembang terkesan tutup mata. Kita juga sudah adukan ke Poltabes, dan Polda. Tapi jawaban Maxim katanya adukan saja ke Rusia untuk menutup aplikasinya," kata Erwin.

Ia juga mengeluhkan ketidaktegasan pemerintah setempat ketika Maxim dibiarkan beroperasi saat menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Gojek dan Grab mengikuti aturan pemerintah untuk tidak beroperasi sementara waktu itu. Tapi Maxim dibiarkan saja. Jadi Maxim itu seperti aplikasi yang tidak terikat dengan aturan," tandas Erwin.

Keluhan serupa disampaikan mitra ojol wanita Sudiarti atau yang akrab disapa Atik. Di masa pandemi ini, ia berharap mitra ojol antaraplikasi bisa bersaing sehat agar bisa sama-sama bertahan.

"Maxim ini kasih harga memang sangat murah di bawah rata-rata. Kami di sini juga bingung bagaimana mencari solusi terbaik, apalagi di masa pademi begini, kami minta pemerintah berlaku adil saja menerapkan aturan," ujarnya.

Saat ini, lanjut Atik, yang dapat ia lakukan hanya memberikan pelayanan terbaik agar konsumen yang ada saat ini tetap bertahan. 

"Saya di Gojek, baik mitra maupun kosumen konsisten menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan hand sanitizer, seminggu sekali disinfeksi kendaraan, membagikan tutup wajah kepada konsumen yang aktif menggunakan GoRide. Semoga dengan begitu masih ada kosumen yang setia," ujarnya.

Sementara itu Alexander Yansyah, perwakilan Maxim Palembang enggan berkomentar banyak terkait keluhan rekan-rekan ojol aplikasi lain yang menilai tarif Maxim menimbulkan persaingan tidak sehat. Sebab pihaknya hanya menjalankan operasional, sementara tarif merupakan wewenang aplikator.

"Untuk masalah harga, tarif itu yang punya wewenang orang pusat," jawab Alex singkat.