LBH Pers Lampung sesalkan gugatan diajukan akibat produk jurnalistik

id Lampung, lbh, lbh pers, pers

LBH Pers Lampung sesalkan gugatan diajukan akibat produk jurnalistik

Arsip-LBH Pers Lampung yang telah dideklarasikan di Bandarlampung belum lama ini. (ANTARA Lampung/Ist)

Penggugat bisa langsung mengadukan hal ini ke organisasi profesi maupun Dewan Pers
Bandarlampung (ANTARA) - LBH Pers Lampung menyesalkan gugatan yang diajukan oleh AH yang berprofesi sebagai advokat dengan melakukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap EW, seorang jurnalis di Kota Metro, Lampung.

Gugatan dalam Perkara Nomor 17/Pdt.G/2020/PN Met tersebut pada pokoknya adalah mempermasalahkan substansi berita yang dimuat jurnalis dalam perkara dugaan tindak pidana pencabulan.

"Substansi dalam karya jurnalistik tersebut menyatakan bahwa AH selaku kuasa hukum dari korban dugaan tindak pidana pencabulan yang sudah melakukan perdamaian dengan terduga pelaku. Terduga pelaku akan memberikan hak-hak korban sesuai dengan kesepakatan damai. Namun hingga terbitnya berita tersebut, korban belum menerima hak-haknya," kata Direktur LBH Pers Lampung Chandra Bangkit Saputra, melalui keterangan pers, di Bandarlampung, Minggu.

Menurutnya, gugatan yang dilakukan tersebut sangat disayangkan terlebih pengugat sebagai seorang yang berprofesi sebagai advokat, karena seharusnya mekanisme yang digunakan apabila berita atau pun informasi yang dimuat oleh jurnalis tersebut mencemarkan nama baiknya adalah dengan menggunakan mekanisme yang ada dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Pertama, katanya pula, Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau memberitahukan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain, hal ini perlu dilakukan sebagai bagian dari klarifikasi dari berita tersebut. Kedua, Hak Jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.

Selain itu, maka sudah sepatutnya AH mencabut gugatan tersebut, walaupun tahapan persidangan sudah memasuki tahap Replik Penggugat masih dapat dicabut sebagaimana yang dalam praktik hukum acara perdata dalam Reglement of de Rechtsvordering (Rv) pada Pasal 272 yang menyatakan bahwa: “Pencabutan perkara (gugatan) dapat dilakukan di dalam sidang pengadilan jika semua pihak-hadir secara pribadi atau pengacara-pengacara mereka yang mendapat surat kuasa untuk itu, atau dengan kuasa yang sama diberitahukan dengan akta sederhana oleh pengacara pihak satu kepada pengacara pihak lawan."

Chandra menjelaskan, hal tersebut sebagai langkah untuk menghormati kerja-kerja jurnalistik yang dilakukan oleh jurnalis yang bertujuan memberikan informasi dan edukasi secara berimbang.

"Jika memang masih merasa keberatan dan dirugikan atas pemberitaan tersebut, sebenarnya penggugat bisa langsung mengadukan hal ini ke organisasi profesi maupun Dewan Pers," ujarnya pula.

Bila tidak memungkinkan, dan perkara di persidangan ini tetap berlanjut hingga adanya putusan oleh majelis hakim, maka majelis hakim wajib melihat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers sebagai bagian dari pertimbanganya. Jangan sampai putusan pengadilan menjadi yurisprudensi yang buruk dan mengancam kebebasan pers.
Baca juga: LBH Pers Lampung Gelar Diskusi Bahas Hoax
Baca juga: LBH Pers Surati Polda Lampung Panggil Wartawan
Baca juga: LBH Pers Lampung dibentuk