Konsumsi protein dan rutin olahraga perlambat penuaan

id penuaan,pencegahaan penuaan,penuaan dini,konsumsi protein

Konsumsi protein dan rutin olahraga perlambat penuaan

Ketua Program Studi Pascasarjana Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) University Dr Rimbawan. (ANTARA/HO- dok pri)

Jakarta (ANTARA) - Ketua Program Studi Pascasarjana Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) University Dr Rimbawan mengatakan konsumsi protein yang cukup dan rutin olahraga dapat memperlambat proses penuaan.

“Untuk makanan perlu diperhatikan karena harus beragam jenis agar semua nutrisi terpenuhi. Selain konsumsi protein yang cukup juga diperlukan dan juga harus rutin olahraga,” ujar Rimbawan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan penuaan biasanya terjadi pada usia 40 tahun. Laju penuaan untuk setiap orang tidak sama. Untuk memperlambat laju penuaan, lanjut dia, perlu dibangun sejak muda dengan memperhatikan asupan nutrisi dan rutin berolahraga.

Senior Director dan General Manager Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi mengatakan banyak kekhawatiran tentang penuaan, dan hal itu dikaitkan dengan masalah kesehatan yang timbul ketika menua. Sebagai perusahaan nutrisi, penting bagi pihaknya untuk menyampaikan pesan positif mengenai menjaga kesehatan masyarakat. Berkaca pada hasil survei yang menyatakan bahwa di Asia Pasifik, hanya tiga dari 10 responden merasa yakin akan kemampuan mereka dapat menua dengan sehat.

“Masyarakat perlu tahu apa yang akan mereka alami saat mengalami penuaan. Perlu diinformasikan pula bahwa semua orang memiliki peluang yang sama untuk dapat menjalani masa penuaan dengan sehat,” kata Andam Dewi.

Dari hasil survei, responden Indonesia memiliki pandangan positif. sebanyak 63 persen menyatakan bahwa penuaan dengan sehat berarti tidak menderita penyakit tertentu di saat tua. Sementara 58 persen responden juga mendefinisikan menua sehat dengan tidak menjadi beban bagi keluarga dan sebanyak 49 persen juga menyatakan tetap aktif dan tajam secara mental adalah definisi menua dengan sehat.

Responden Indonesia memiliki beberapa perhatian terkait dengan penuaan yang akan mereka jalani. Sebanyak 39 persen menyatakan kekhawatiran utama dalam menjalani penuaan adalah menjadi lebih sering sakit seiring turunnya imunitas tubuh.

Sebanyak 19 persen responden juga mngkhawatirkan perubahan penampilan yang akan terjadi saat mereka menua. Selain itu, sebanyak 15 persen juga menyatakan mereka khawatir akan menjadi beban bagi keluarga saat mereka tua.

Hanya tiga dari 10 atau sekitar 28 persen konsumen Asia Pasifik yang menyatakan keyakinan akan kemampuan mereka untuk menua dengan sehat. Konsumen di Asia Tenggara, umumnya lebih percaya diri dibandingkan di Asia Timur Laut. Kepercayaan diri Indonesia paling besar (61 persen), diikuti oleh Malaysia (44 persen) dan Filipina (43 persen). Di sisi lain, konsumen di Korea (17 persen), Taiwan (17 persen), Hong Kong (13 persen) dan Jepang (9 persen).

Di kelompok responden dengan demografi yang berbeda, konsumen yang lebih muda, seperti Generasi Z (31 persen) dan milenial (32 persen) menunjukkan kepercayaan yang lebih besar pada kemampuan mereka untuk menua dengan sehat dibandingkan dengan Generasi X yang lebih tua (26 persen) dan Generasi Boom + (24 persen).

Meski demikian, sebagian besar responden telah mengubah gaya hidup mereka, baik dengan memperbaiki asupan nutrisi, olahraga, aktivitas yang berkait kesehatan mental, mengonsumsi suplemen, dan pengecekan kesehatan secara teratur.

"Sebagian besar konsumen/responden Indonesia telah mulai mempertimbangkan untuk mengadopsi gaya hidup sehat agar dapat menua dengan lebih sehat. Namun, dengan kekhawatiran akan penuaan yang konsumen alami, kami melihat kebutuhan yang sangat penting untuk membantu mereka memperkuat kepercayaan diri mereka terhadap kemampuan mereka mengambil tindakan yang tepat. Kami percaya bahwa dengan berbagi edukasi dan informasi tentang penerapan kebiasaan hidup sehat yang benar dan aktivitas fisik yang sesuai, kami dapat membantu orang menemukan jalan yang benar menuju penuaan yang sehat,” kata Andam Dewi.