Bandarlampung (ANTARA) - Penjualan pakaian bekas secara daring atau "online thrift store" merupakan bisnis yang cocok bagi kaum millenial karena tidak memerlukan modal awal yang banyak.
"Memasuki awal tahun 2020 ini tren fesyen era 80 dan 90 kembali diminati kalangan muda, bersamaan dengan kampanye mengurangi pemakaian produk fast fashion," kata Ade Nurma Effendi, seorang pemilik online thrift store, di Bandarlampung, Selasa.
Fast fashion sendiri adalah pendekatan terhadap desain, kreasi, dan pemasaran dari gaya pakaian yang menekankan pada pembuatan tren pakaian yang cepat dan murah bagi konsumen.
Fenomena inilah yang membuat beberapa anak muda terinspirasi untuk memulai bisnis pakaian bekas, katanya.
Ade yang seorang mahasiswi ini memulai bisnis pada Mei tahun 2019 dan hanya bermodalkan uang saku yang ia sisihkan.
"Untuk modal awal saya hanya menggunakan uang saku yang saya sisihkan," katanya.
Ade menjelaskan ide memulai bisnis pakaian bekas ini muncul karena dia awalnya suka berbelanja pakaian bekas secara online dan melihat di Bandarlampung masih sedikit yang menjual pakaian bekas secara daring.
"Ide memulai bisnis ini muncul karena saya yang senang belanja pakaian, kebetulan teman saya mengajak untuk membuka bisnis pakaian bekas ini secara online. Selain itu, di Bandarlampung masih sedikit yang menjual pakaian bekas secara online," jelasnya.
Ade menjelaskan untuk mendapatkan pakaian bekas yang layak untuk dijual, ia turun sendiri ke pasar untuk memilih pakaian yang sesuai dengan seleranya.
"Awal memulai bisnis saya sendiri yang turun ke pasar untuk memilih pakaian yang layak dijual, saya memilih pakaian dengan gaya vintage saya karena sendiri suka dengan gaya itu", katanya.
Pada awalnya Ade hanya membeli sekitar lima buah pakaian menggunakan uang saku yang ia sisihkan, lalu ia jual ke teman-teman kuliahnya melalui instagram pribadinya. Lama kelamaan peminat pakaian bekas yang dijual Ade semakin banyak dan ia mencoba membuka akun instagram khusus bisnis online-nya.
Untuk mengembangkan bisnis pakaian bekas online, Ade menggunakan fitur instagram ads untuk mengiklankan produk-produknya. Selain itu, ia juga menggunakan jasa paid promote atau promosi berbayar di akun-akun instagram.
Sampai saat ini pembeli yang membeli pakaian di toko online Ade sudah sampai ke kota Papua dan pesanan meningkat di masa pandemi COVID-19.
"Di masa pandemi COVID-19 ini pesanan jadi meningkat, mungkin karena orang-orang merasa bosan di rumah dan iseng melihat-lihat toko online di instagram dan berujung jadi membeli pakaian saya",katanya.
Karena pakaian yang Ade jual adalah pakaian bekas, untuk menjaga kualitas produknya sebelum pakaian dijual ke pembeli, Ade selalu mencuci pakaian tersebut agar bersih.
"Pakaian yang saya beli dari pasar sebelumnya saya cuci bersih dulu dan disetrika, jadi pembeli tidak perlu takut karena kebersihan tetap terjaga", katanya.
Ade mempromosikan bisnis pakaian bekasnya melalui instagram dengan nama localthriftstore dan jumlah pengikut yang sudah mencapai 25 ribu.
Harga pakaian bekas yang dijual Ade kisaran Rp60 ribu sampai Rp120 ribu per potong.
Berita Terkait
TPS di Lampung gunakan pakaian adat di Pemilu 2024
Rabu, 14 Februari 2024 15:39 Wib
Ada kader dukung AMIN, Airlangga: Itu cuma dikarungi baju Golkar
Selasa, 6 Februari 2024 5:35 Wib
Mahfud Md tampil dengan baju khas Madura jelang Debat Cawapres
Jumat, 22 Desember 2023 19:03 Wib
Jokowi pamerkan baju yang dipakai produksi SMK di Jambi
Kamis, 20 Juli 2023 11:39 Wib
Memasuki ajaran baru, penjualan perlengkapan sekolah di Bandarlampung naik
Minggu, 16 Juli 2023 10:52 Wib
Axelsen janji pakai baju koko jika juara Indonesia Open 2023
Kamis, 15 Juni 2023 18:53 Wib
Pakai baju adat Lampung, Nanang pimpin upacara Hardiknas 2023
Selasa, 9 Mei 2023 6:47 Wib
350 ribu baju bekas impor masuk per hari
Jumat, 31 Maret 2023 20:36 Wib