Jakarta (ANTARA) - Pandemi seakan menjadi hantaman besar bagi banyak sektor, termasuk industri fesyen, di mana sejumlah desainer dalam negeri pun tak mengelak bahwa pandemi cukup mengejutkan mereka dan menuntut untuk segera beradaptasi dengan tantangan-tantangan baru.
Michelle Tjokrosaputro dari Bateeq mengungkapkan, tantangan terbesarnya di awal pandemi adalah kesulitan dalam mobilitas dari Jakarta ke pusat Bateeq di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah.
"Karena kita headquarter-nya ada di Sukoharjo, Solo, pandemi ini jadi terbatas buat mondar-mandir Jakarta-Solo. Untuk pengiriman juga kesulitan di awal," kata Michelle dalam jumpa pers virtual, Senin.
Lebih lanjut, ditambah dengan desainer yang semuanya berada di Jakarta dan pemberlakuan PSBB, juga membatasinya bekerja dari kantor, sehingga koordinasi menjadi lebih menantang.
Sementara itu, duo desainer dari Cotton Ink, Ria Sarwono dan Carline Darjanto, mengatakan pihaknya sempat khawatir karena tidak bisa beraktivitas di luar. Namun, mereka merasa bahwa peran teknologi bisa membantu penjualan produk, tanpa harus ada kontak fisik.
"Kita beruntung karena kita hidup di zaman sekarang, karena didukung sama teknologi dan platform yang macam-macam. Hal ini juga membuat masyarakat Indonesia semakin aware sama local brand," kata Carline.
Menanggapi hal tersebut, desainer kondang Rinaldy Yunardi menambahkan, pandemi juga membuat desainer untuk merefleksikan diri dan karya-karyanya sebelumnya.
"Awalnya mandek karena kesedihan. Dengan diam di rumah, saya banyak mempelajari diri sendiri dan karya yang lalu. Saya juga ingin mengembangkan brand saya agar bisa menjangkau banyak orang lebih luas lagi," kata Rinaldy.
Di sisi lain, desainer Nanida Jenahara Nasution dari JENAHARA mengatakan, pandemi membuat sesama desainer membuka kolaborasi dan mendukung satu sama lain.
Menurutnya, dukungan dari sesama desainer menjadi kekuatan tersendiri untuk bisa bertahan dan terus maju di saat pandemi.
"Yang penting adalah bagaimana stay update sama yang sedang tren, dan sekarang juga adalah zamannya kolaborasi. Kita enggak bisa ingin jadi yang happening sendiri. Sama-sama bergandengan tangan untuk sukses bersama," kata Jena.
Berita Terkait
UI Fashion Week membangun generasi muda untuk industri mode
Rabu, 24 Januari 2024 7:54 Wib
Lima mahasiswa P2MW Unila kenalkan kearifan lokal Lampung berbasis fashion kekinian
Sabtu, 30 September 2023 8:20 Wib
Peringati Hari Lanjut Usia, LKC Dompet Dhuafa Jawa Timur-Pemkab Gresik gelar fashion show
Kamis, 8 Juni 2023 21:46 Wib
DWP Unila gelar talk show dan lomba fashion show dalam rangka hari kartini
Selasa, 9 Mei 2023 6:26 Wib
BNI dukung transaksi digital channel di Jakarta Fashion Week 2023
Rabu, 2 November 2022 22:56 Wib
Uniqlo penuhi kebutuhan fashion masyarakat Lampung
Selasa, 1 November 2022 17:51 Wib
Polisi larang kegiatan "Medan Fashion Week"
Rabu, 27 Juli 2022 7:16 Wib
Pencurian motor dan ponsel marak di Citayem Fashion Week
Senin, 25 Juli 2022 21:38 Wib