Semua vaksin COVID-19 Rusia dinyatakan sukses

id Rusia,vaksin Sputnik V,Presiden Vladimir Putin,virus corona

Semua vaksin COVID-19 Rusia dinyatakan sukses

Presiden Rusia Vladimir Putin. (REUTERS/Wu Hong/Pool)

Moskow (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa, mengatakan semua vaksin Rusia untuk melawan COVID-19 efektif, demikian dilaporkan kantor berita RIA.

Putin menambahkan bahwa negaranya akan segera mendaftarkan suntikan ketiga untuk melawan virus corona penyebab penyakit tersebut.

Rusia sedang meluncurkan vaksin Sputnik V untuk penggunaan domestik meskipun uji coba tahap akhir belum selesai.

Dan pada Selasa, negara itu menyatakan Sputnik V lebih dari 90 persen efektif.

Baca juga: Pfizer-Sinopharm menjanjikan, stop politisasi vaksin
"Sudah ada dua vaksin terdaftar. Dan penelitian telah menunjukkan dan menegaskan bahwa, pertama, vaksin ini aman dan tidak memiliki efek samping serius setelah digunakan, dan kedua, semuanya efektif," kata Putin melalui konferensi video pertemuan puncak Shanghai Cooperation Organization (SCO).

Kemanjuran vaksin Rusia didasarkan pada data yang dikumpulkan dari vaksinasi publik, bukan dari uji coba yang sedang berlangsung.

Putin juga mengatakan Moskow siap bekerja sama terkait vaksin virus corona dan setuju dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan bahwa suntikan harus tersedia secara luas untuk semua umat manusia, TASS melaporkan.

"Kami menyarankan untuk tidak mempolitisasi proses-proses ini, mengingat orang-orang di seluruh dunia saat ini membutuhkan obat-obatan ini, tanpa berlebihan," katanya.

"Kami siap bekerja dengan semua negara di dunia dan tentu saja, dengan mitra-mitra kami dalam kerangka SCO."

Rusia pada Selasa melaporkan 20.977 infeksi baru virus corona dan 368 kematian.

Dengan total 1.817.109 infeksi COVID-19, Rusia merupakan negara kelima dengan jumlah kasus tertinggi di dunia, setelah Amerika Serikat, India, Brazil dan Prancis.

Baca juga: WHO akui vaksin COVID Pfizer "sangat menjanjikan"
Baca juga: Uji coba vaksin COVID-19 dari Pfizer sukses


Sumber: Reuters