Pendakian gunung pun ada protokol kesehatannya

id kemenparekraf,naik gunung,travel,jazz

Pendakian gunung pun ada protokol kesehatannya

Pengunjung naik kuda yang disewakan di Tengger, Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (7/7/2020). Pemilik kuda mengaku, pada ritual Yadnya Kasada tahun ini omsetnya menurun karena perayaannya hanya diikuti warga Tengger saja. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc.

Kami keluarkan juga untuk pendakian gunung, diving, arung jeram, paralayang
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) sedang menyiapkan protokol kesehatan untuk ragam aktivitas wisata seperti pendakian gunung, menyelam, arung jeram juga paralayang.

"Kami sedang susun, dan sudah disetujui Mas Menteri, protokol kesehatan di event, untuk MICE (Meetings, incentives, conferences and exhibitions), hotel, restoran," kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan dan Event, Rizki Handayani Mustafa, di sela konser virtual “Road to Jazz Gunung Series", Jumat.

"Kami keluarkan juga untuk pendakian gunung, diving, arung jeram, paralayang," lanjut Rizki.

Sebagian protokol kesehatan yang disusun telah rampung dan akan segera disosialisasikan agar pelancong bisa kembali beraktivitas di tempat wisata secara aman sehingga pariwisata Indonesia kembali pulih.

Di tengah pandemi COVID-19 yang membuat orang-orang lebih sering beraktivitas di rumah, termasuk untuk bekerja dan sekolah, gunung menjadi salah satu tujuan wisata favorit untuk melepas penat.

"Saat pandemi, orang makin memilih aktivitas luar ruangan, termasuk gunung. Orang-orang ke gunung karena capek di rumah dan ingin menghirup udara segar," kata dia.

Rizki mengatakan, sejak Mei 2020 Kemenparekraf sudah menyiapkan protokol kesehatan di tempat wisata seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir demi mencegah penyebaran infeksi virus corona.

Dia mengajak masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi mematuhi protokol kesehatan demi menekan penyebaran virus corona.

"Urusan kesehatan ini tak mungkin hanya pemerintah, tapi urusan semuanya," ujar dia.

Dia menyambut baik kegiatan Gerakan Pakai Masker (GPM) bersama Jazz Gunung Indonesia dan Konser 7 Ruang dalam menggelar konser kemanusiaan virtual “Road to Jazz Gunung Series" yang dilakukan juga untuk menggalang dana.

Hasil penggalangan dana akan dipergunakan untuk kampanye cara memakai masker yang benar serta diberikan kepada pelaku seni yang terkena dampak pandemi.

"Dari masyarakat ke masyarakat semuanya, ini mungkin bisa lebih efektif," kata dia.