Bekasi (ANTARA) - Sejumlah Rumah Sakit swasta rujukan di Kota Bekasi, Jawa Barat mulai kehabisan ruang isolasi dilengkapi penyerap partikulat efisiensi tinggi (hepa filter) dan berventilator untuk merawat pasien COVID-19.
"Datanya sudah 490 sekian pasien COVID-19 tetapi data itu bergerak terus ya. Ini gejala ringan dan gejala berat. Berarti hampir sebagian besar rumah sakit full, terutama yang butuh ventilator. Jadi kalau misalkan ada kasus berat, Kota Bekasi sudah tidak bisa menampung," kata Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi Eko Nugroho, Selasa.
Eko mengatakan ada tiga jenis ruangan isolasi. Pertama ruangan isolasi bertekanan negatif dengan ventilator, lalu ruangan bertekanan negatif tanpa ventilator, dan terakhir ruangan isolasi biasa.
Saat ini rata-rata ruangan yang paling banyak tersedia hanya untuk pasien COVID-19 dengan gejala ringan sementara ruang isolasi bertekanan negatif dengan ventilator di rumah sakit swasta rujukan kini semakin terbatas.
Padahal kapasitas tempat tidur untuk isolasi pasien gejala ringan hingga berat di rumah sakit swasta Kota Bekasi sudah ditambah seiring penambahan kasus COVID-19.
Baca juga: Pada awal November, vaksin China siap digunakan
Dari semula hanya ada 199 tempat tidur kini sudah ditambah menjadi 464 tempat tidur isolasi bagi pasien gejala ringan hingga berat sedangkan ruang isolasi dengan ventilator tidak bertambah banyak karena keterbatasan biaya.
"Karena menampung gejala berat itu butuh ventilator, butuh alat untuk filter di ruang isolasi dan itu harganya tidak murah," ujarnya.
Dengan kondisi saat ini dia khawatir akan berimbas pada tingginya kemungkinan angka kematian pasien COVID-19, terutama pasien yang memiliki gejala berat atau memiliki riwayat penyakit bawaan sebab pertolongan pertama untuk pasien COVID-19 yang bergejala berat menjadi sulit ditangani.
"Kalau berat dan harus pakai ventilator berarti lebih dari 50 persen kemungkinannya (tingkat potensi kematian) secara medis. Kemungkinan selamatnya tipis. Memang takdir di tangan Tuhan tetapi secara medis hitungannya begitu," katanya.
Pihaknya berjanji akan tetap melakukan upaya semaksimal mungkin untuk keselamatan pasien COVID-19 meski tempat tidur dengan ventilator terbatas.
Ia juga berharap pemerintah menambah tempat tidur isolasi dengan ventilator untuk menekan angka kematian COVID-19 di Kota Bekasi.
"Kita akan lakukan penanganan semaksimal mungkin yang bisa kita lakukan. Semua perkembangan COVID-19 di rumah sakit sudah disampaikan langsung ke Pemkot Bekasi. Jadi, sebetulnya sudah terpikirkan sejak awal oleh Pemkot," ucapnya.
"Jadi investasi di bidang alat kesehatan tidak mudah, mahal, maka sedianya pemerintah sudah berupaya meminta sumbangan atau apa gitu untuk beli alat ventilator itu," imbuh dia.
Baca juga: Jumlah kasus COVID-19 di Lampung bertambah 39, totalnya menjadi 654
Berita Terkait
Raja Norwegia tinggalkan Malaysia usai jalani perawatan
Senin, 4 Maret 2024 5:40 Wib
Dinkes: 763 petugas penyelenggara pemilu di Lampung peroleh perawatan
Kamis, 22 Februari 2024 20:21 Wib
Perawatan lokomotif jelang Natal dan tahun baru
Sabtu, 16 Desember 2023 12:47 Wib
Gencarkan deteksi dini kanker
Senin, 6 November 2023 7:22 Wib
Jasa Raharja jamin biaya perawatan korban KA Argo Semeru yang anjlok di Kulon Progo
Rabu, 18 Oktober 2023 15:32 Wib
Dokter sebut banyak pasien gagal ginjal acuhkan perawatan
Selasa, 19 September 2023 10:58 Wib
Pemprov Babel tanggung biaya perawatan ODGJ dipasung selama 20 tahun
Jumat, 28 Juli 2023 10:47 Wib
Perawatan COVID-19 ditanggung BPJS
Kamis, 22 Juni 2023 7:14 Wib