Uni Emirat Arab setuju penggunaan darurat vaksin COVID-19

id vaksin COVID-19,Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab setuju penggunaan darurat vaksin COVID-19

Sebuah stan yang menampilkan kandidat vaksin virus korona dari China National Biotec Group (CNBG), sebuah unit dari raksasa farmasi milik negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), terlihat di Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) 2020, di tengah wabah COVID-19, di Beijing, China, Jumat (4/9/2020). (ANTARA/REUTERS/Tingshu Wang/aa.)

Dubai (ANTARA) -  Uni Emirat Arab (UAE) pada Senin (14/9) merestui penggunaan darurat vaksin COVID-19, enam pekan setelah uji klinis pada manusia di negara Teluk Arab tersebut dimulai.

Uji coba tahap III vaksin inaktif COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi milik negara China, Sinopham, dimulai di UAE pada Juli dan hingga kini belum rampung.

"Vaksin akan tersedia untuk para pahlawan pertahanan di lini terdepan kita yang paling berisiko tertular virus," kata National Emergency Crisis and Disaster Management Authority (NCEMA) di Twitter.

Pengumuman itu muncul di tengah peningkatan kasus COVID-19 di UAE, yang melaporkan 1.007 kasus baru pada Sabtu (12/9), jumlah yang tertinggi sejak awal pandemi. Pada Senin, negara itu mencatat 777 kasus tambahan.

Penggunaan darurat vaksin COVID-19, yang masih dalam tahap uji, diizinkan setelah serangkaian kriteria diberlakukan dan diuji  pada 31.000 relawan, kata NCEMA.

Ada efek ringan muncul

Efek ringan dan efek samping diperkirakan muncul, namun tidak terjadi efek samping yang parah, kata badan itu tanpa memberikan keterangan rinci.

NCEMA menambahkan bahwa seribu orang dengan penyakit kronis yang menjalani uji coba tersebut tidak mengalami komplikasi.

Sinopham mengantongi persetujuan uji coba pada akhir Juni. Vaksin eksperimental tersebut berhasil melalui uji klinis Tahap I dan II, dengan 100 persen partisipan menghasilkan antibodi setelah diberikan dua dosis selama 28 hari, bunyi pernyataan Pemerintah Abu Dhabi pada Juli.

Menurut Pusat Pencegahan Penyakit, vaksin inaktif, yang dibuat dengan virus yang telah dimatikan atau dengan protein yang berasal dari virus, sudah dikenal dan telah digunakan untuk melawan penyakit seperti influenza dan campak.

Baca juga: Pada awal November, vaksin China siap digunakan
Baca juga: AstraZeneca lanjutkan uji coba calon vaksin COVID-19
Baca juga: Pengembang vaksin COVID-19 Eropa dan AS berjanji utamakan ketelitian

Sumber: Reuters