Goma (ANTARA) - Sedikitnya 50 orang dianggap telah tewas ketika sebuah tambang emas yang dieksploitasi secara tradisional runtuh dekat Kamituga di wilayah timur Republik Demokratik Kongo pada Jumat sore, kata lembaga swadaya masyarakat (LSM) pertambangan setempat.
Keruntuhan itu terjadi di lokasi tambang "Detroit" sekitar pukul 3 sore waktu setempat setelah hujan lebat, kata Emiliane Itongwa, presiden Prakarsa Dukungan dan Supervisi Sosial atas Perempuan.
"Beberapa penambang berada di lubang yang tertutup runtuhan dan tak seorang pun dapat keluar. Kami sedang memperbincangkan sekitar 50 orang muda," kata Itongwa.
Foto-foto dan video media sosial memperlihatkan ratusan orang, sebagian di antaranya dapat didengar menjerit di lereng sekitar jalan masuk lubang tambang.
Tambang itu tidak terletak di konsesi emas Kamituga yang dimiliki oleh Korporasi Banro perusahaan tambang Kanada, kata kepala pengelolaan perusahaan itu.
Kecelakaan-kecelakaan penambangan sering terjadi di lokasi tambang tradisional di Kongo, dengan lusinan tewas setiap tahun di tambang-tambang di mana para penggali dengan peralatan seadanya mengeruk tanah yang dalam untuk mencari bijih emas.
Peristiwa longsor di bekas tambang emas menewaskan 16 orang pada Oktober tahun lalu, sementara 43 penambang liar tewas pada longsor yang lain di sebuah penambangan tembaga dan kobalt pada Juni 2019.
Sumber : Reuters
Berita Terkait
Bencana pergeseran tanah terjadi, kerugian belum bisa ditaksir
Senin, 4 Maret 2024 7:34 Wib
Tambang ilegal makin berani gunakan alat berat
Sabtu, 2 Maret 2024 11:09 Wib
Kerusakan lingkungan 197.065 hektare di Babel picu konflik manusia dan buaya
Rabu, 28 Februari 2024 13:25 Wib
Selama lima tahun, 40 warga Babel tewas diserang buaya
Rabu, 28 Februari 2024 13:11 Wib
Kerugian kerusakan lingkungan kasus timah Rp271,06 triliun
Selasa, 20 Februari 2024 5:27 Wib
299,47 hektare bekas tambang timah di Bangka Belitung dihijaukan
Sabtu, 3 Februari 2024 10:57 Wib
Tambang emas di Mali ambruk, 70 orang tewas
Kamis, 25 Januari 2024 17:08 Wib
Ini respons KSAD soal Mahfud sebut aparat "backing" tambang ilegal
Selasa, 23 Januari 2024 7:17 Wib