Jakarta (ANTARA) - Koordinator Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Arie Rukmantara mengatakan, perlu komunikasi risiko berbasis sains dan rekayasa sosial dalam menangani pandemi termasuk pandemi COVID-19.
"Komunikasi publik, komunikasi risiko harus berbasis sains di masa pandemi ini," kata Arie dalam konferensi video yang diadakan di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Senin.
Arie yang juga penulis Buku Sejarah Pandemi menuturkan, komunikasi publik yang dilakukan pihak media satuan tugas juga berbasis ilmu pengetahuan sehingga tidak bisa mengeluarkan informasi begitu saja tanpa diverifikasi.
Menurut dia, dari berbagai pandemi yang terjadi sebelum COVID-19, penanganan pandemi harus dilengkapi edukasi kepada masyarakat dan rekayasa sosial seperti simulasi menjaga jarak yang benar dan mencuci tangan.
"Penanganan pandemi juga perlu disertai penegakan peraturan, dan perlu sanksi jika terpaksa seperti sanksi pidana dan sanksi sosial." katanya.
Dalam masa pandemi pun, menurut dia, menjaga kesehatan menjadi prioritas di tengah melakukan kegiatan ekonomi sehingga perlunya koordinasi antarlembaga.
Ketika pandemi, mulai muncul kepanikan masyarakat, yang diikuti dengan mencari informasi. "Jika informasi yang diperoleh salah, maka terjadi pengabaian ketidakacuhan atau ketidakpatuhan." katanya.
Menurut Arie, badan koordinator tertentu yang fokus pada penanganan pandemi secara menyeluruh juga dibentuk.
Koordinator itu adalah suatu badan yang mengatur badan yang mengatur koordinasi antarlembaga karena banyak bidang dan lembaga yang terlibat seperti di bidang kesehatan, perhubungan dan urusan masyarakat.
Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda, komisi anti-flu melakukan kegiatan bersamaan seperti mengatur karantina, sosialisasi, kesehatan masyarakat dan pengetahuan masyarakat ditingkatkan.
Berita Terkait
OJK sebut stimulus restrukturisasi kredit COVID-19 capai Rp830,2 triliun
Minggu, 31 Maret 2024 20:06 Wib
Kemenkes sebut sisa 5,22 juta vaksin COVID-19 gratis bagi berisiko tinggi
Senin, 25 Maret 2024 20:49 Wib
Seorang WNI "overstay" di Jepang meninggal akibat COVID-19
Kamis, 25 Januari 2024 21:41 Wib
Dokter spesialis: Perhatikan gejala COVID varian baru pada orang tua yang berisiko
Selasa, 9 Januari 2024 12:43 Wib
Wali Kota Depok sebut kasus COVID-19 meningkat
Kamis, 4 Januari 2024 9:31 Wib
Komisi IX DPR sebut kebijakan vaksin COVID-19 berbayar belum tepat
Minggu, 31 Desember 2023 5:19 Wib
Kemenkes: Dua pasien COVID-19 dua varian di Batam meninggal
Selasa, 26 Desember 2023 17:23 Wib
Tinjau Pelabuhan Merak, Menko PMK ajak pemudik lengkapi vaksinasi dan booster cegah COVID-19
Sabtu, 23 Desember 2023 18:57 Wib