Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan kerja sama dagang Indonesia-Jepang dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kinerja ekspor produk hortikultura, terutama buah-buahan dan sayuran ke Jepang.
Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kemendag Sulistyawati mengatakan bahwa Indonesia dan Jepang memiliki dua kerja sama perdagangan, yakni ASEAN-Japan Economic Partnership Agreement (AJEPA) dan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
"Dalam rangka AJEPA dan IJEPA, eksportir itu dapat memanfaatkan tarif masuk 0 persen, ada kuota yang disediakan yaitu 1.000 metrik ton untuk ekspor pisang dan 300 metrik ton untuk ekspor nanas," kata Sulistyawati dalam dalam webinar bertajuk "Japan-Indonesia market accses workshop horticulture", Selasa.
Sulistyawati menjelaskan bahwa eksportir dapat memanfaatkan peluang kerja sama dagang tersebut untuk memenuhi pasar ekspor Jepang.
Seperti diketahui, pada 2019 Jepang menduduki sebagai negara importir sayuran ke-7 di dunia dan importir buah-buahan peringkat ke-13 di dunia dengan pangsa pasar sekitar 3,4 persen untuk sayur, dan 2,5 persen untuk produk buah-buahan.
Dalam Permendag No 24 Tahun 2008 tentang Ketentuan Ekspor Pisang dan Nanas ke Jepang dalam rangka IJEPA, Jepang memberikan tarif bea masuk 0 persen bagi Indonesia untuk ekspor pisang segar dan nanas segar.
Untuk pisang segar, kuota yang diberikan yakni sebesar 1.000 metrik ton per tahun, sedangkan nanas segar 300 metrik ton per tahun.
Namun demikian, Kemendag mencatat bahwa belum ada perusahaan yang memanfaatkan kuota ekspor nanas segar karena persyaratan maksimal berat nanas 900 gram yang sulit dipenuhi.
Dalam kesempatan yang sama, salat satu pelaku usaha importir Jepang dari perusahaan Yogi Tsusho Co.Ltd, Hiroo Tokoro, menyebutkan bahwa pisang merupakan produk buah yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Jepang.
Selain pisang, buah apel dan jeruk juga menjadi komoditas yang paling banyak dikonsumsi, sedangkan kubis, bawang bombay dan lobak menjadi sayuran yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Jepang.
"Karena banyaknya permintaan akan sayuran dan buah-buahan, akan baik sekali jika kita memulai masuk dari peluang ini," kata Hiroo.
Kemendag mencatat bahwa China, Filipina dan Amerika Serikat menjadi tiga negara pemasok utama produk hortikultura ke Jepang. China menjadi negara pemasok terbesar dengan kontribusi 27,21 persen senilai 1,58 miliar dolar AS.
Sementara Indonesia menduduki peringkat ke-20 negara eksportir produk hortikultura ke Jepang dengan pangsa pasar 0,46 persen senilai 0,03 miliar dolar AS.
Berita Terkait
Prabowo dan Surya Paloh bahas kesepakatan kerja sama untuk kepentingan rakyat
Kamis, 25 April 2024 18:28 Wib
Erick Thohir lanjutkan kerja sama dengan STY hingga 2027
Kamis, 25 April 2024 10:36 Wib
Dukung transisi energi, Pertagas jalin kerja sama dengan PHE
Rabu, 24 April 2024 15:49 Wib
200 BUMDes di Lampung daftar kerja sama bentuk Warung Sehat
Selasa, 23 April 2024 14:10 Wib
Polda Lampung sebut jumlah kendaraan ke Jawa sama dengan kedatangan
Jumat, 12 April 2024 22:48 Wib
Polda Lampung tekankan pentingnya kerja sama jaga keamanan masa libur lebaran
Kamis, 11 April 2024 17:06 Wib
Kerja sama Polri-Bea Cukai ungkap pabrik narkoba Fredy Pratama
Senin, 8 April 2024 11:36 Wib
Prabowo sebut pemerintah baru Indonesia bersedia dorong kerja sama RI-China
Selasa, 2 April 2024 4:48 Wib