"Travel corridor" Indonesia belum prioritaskan kunjungan wisatawan

id travel corridor Indonesia,essential business,COVID-19 di Indonesia,travel corridor ASEAN

"Travel corridor" Indonesia belum prioritaskan kunjungan wisatawan

Objek wisata Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT/aa. (Handout Dinas Parekraf NTT)

Berkaitan dengan fokus travel corridor Pemerintah Indonesia belum untuk wisatawan, tetapi yang diutamakan di awal adalah kunjungan para officials (pejabat negara asing, red), diplomat, para pelaku 'essential business', dan investor, katanya
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia belum memprioritaskan kunjungan wisatawan saat membuka jalur perjalanan (travel corridor) ke dalam negeri, kata Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Teuku Faizasyah saat pengarahan media di Jakarta, Jumat.

"Berkaitan dengan fokus travel corridor Pemerintah Indonesia belum untuk wisatawan, tetapi yang diutamakan di awal adalah kunjungan para officials (pejabat negara asing, red), diplomat, para pelaku essential business, dan investor yang memerlukan kunjungan fisik untuk operasionalisasi investasi dan melakukan operasional bisnisnya," kata Faizasyah saat menjawab pertanyaan wartawan, sebagaimana disiarkan langsung lewat aplikasi Zoom.

Ia menjelaskan pemerintah masih melakukan finalisasi untuk aturan masuk serta mekanisme terkait lainnya. "Kami sedang melakukan finalisasi untuk hal-hal tadi (travel corridor, red). Mudah-mudahan kita bisa melihat implementasi essential business travel corridor dalam 1-2 minggu ke depan," katanya.

Baca juga: Kunjungan wisatawan nusantara di Kepri mulai meningkat seiring diterapkannya new normal

Faizasyah juga belum dapat menyebutkan lebih rinci mengenai negara-negara yang masuk daftar prioritas masuk ke Indonesia. Namun, ia memastikan pembukaan jalur perjalanan itu dilakukan dengan mempraktikkan protokol kesehatan yang ketat.

Pemerintah Indonesia pada Juni, saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-36 Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) yang diadakan secara virtual,  mengusulkan pembentukan jalur perjalanan travel corridor tingkat kawasan

"Saya paham bahwa beberapa di antara kita, termasuk Indonesia, telah memulai pembicaraan secara bilateral, baik dengan sesama negara ASEAN maupun dengan negara di luar ASEAN mengenai travel corridor. Namun demikian, sudah saatnya ASEAN, sebagai satu komunitas, memikirkan pengaturan ASEAN Travel Corridor,” kata Presiden Joko Widodo pada pertemuan puncak itu.

Baca juga: Menparekraf dorong pengembangan ekonomi kreatif di sekitar Danau Toba untuk menarik minat wisatawan

ASEAN beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar,dan Vietnam. 

ASEAN Travel Corridor, menurut Presiden Jokowi, merupakan upaya memperkuat konektivitas antarnegara di Asia Tenggara. Tidak hanya itu, jalur perjalanan di tingkat kawasan juga diyakini membantu mempercepat pemulihan ekonomi serta menunjukkan posisi strategis ASEAN di peta geopolitik dunia.

"Pengaturan travel corridor tentunya harus dilakukan secara hati-hati, terukur dan bertahap dimulai dengan essential business travel dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat," ujar Presiden bulan lalu.

Baca juga: Kota Palembang siapkan empat destinasi unggulan untuk gaet wisatawan saat gelaran piala dunia U-20